
Pantau.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab kekhawatiran terkait pembiayaan infrastruktur RI yang didapat dari utang. Ia menilai jumlah utang Indonesia masih terjaga bahkan manfaat yang didapat kata dia, lebih besar dari pada jumlaj utangnya.
"Kalau infrastruktur Rp1 triliun, benefitnya bisa Rp5-10 triliun, di APBN utang dekati Rp300 triliun, (tapi) GDP kita naiknya 5 persen kali 14 ribu sekitar Rp750 triliun," ujarnya saat ditemui dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
"Jadi kalau berhutang 1 rupiah bisa menghasilkan GDP 2 kali lipat, itu bisa menghasilkan penerimaan untuk bisa membayar utang kembali."
Baca juga: Eks Menkeu Chatib Basri Blak-blakan Soal Indonesia Disebut 'Miskin'
Lebih lanjut kata dia, pembiayaan dengan utang juga membantu waktu pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat. Misalnya kata dia, proyek kereta Light Rail Transit (LRT) jika dibangun tanpa instrumen utang dan mengandalkan APBN maka butuh waktu 15 tahun.
"Sekarang proyek, sperti LRT, jalan tol, kalau pakai APBN Bangun tanpa utang bisa 15 tahun. Sepeti satelit kalau gak pakai KPBU dana pembiayaan (utang), kita buat penjaminan butuh waktu 15 tahun maksimal jadi kita harus tunggu Sangihe connect nunggu 15 tahun, ya babay," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank dunia ini mengungkapkan pemerintah memilih mengambil instrumen pembiayan termasuk jaminan pemerintah dan pembiayaan bisa datang lebih dahulu.
Baca juga: Pak Prabowo Dengar Nih, Sri Mulyani Kasih Data Indonesia 'Jauh' dengan Haiti
"Kita bisa gunakan pembiayan, termasuk jaminan pemerintah, sehingga financing datang duluan dan kita bangun (satelit) hanya dalam waktu 2,5 tahun. Masyarakat gak nunggu 15 tahun yang mungkin industri nanti sudah 5.0 mungkin. Sementara (daerah Sangihe) dia left behind atau tertinggal," jelasnya.
Sehingga kata dia dengan instrumen pembiayaan utang, pembangunan infrastruktur bisa dipercepat. Tak hanya itu, percepatan pembangunan ini bukan hanya memberikan tambahan pendapatan Produk Dosmetik Bruto (PDB), tapi juga berimbas pada manfaat terhubungnya hubungan sosial dan upaya untuk mengejar ketertinggalan.
"Jadi poin saya, kalau kita bicara tentang utang, itu instrumen yang kita jaga hati-hati. Kita bisa menjelaskan berdasarkan proyeknya, IAIN, Jalan Tol, hasilnya lebih besar dari biayanya, dan manfaatnya tidak hanya rupiah, tapi manfaat sosial dan bisa mengejar ketertinggalan itu luar biasa," pungkasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta










