
Pantau.com - Menanggapi polemik puisi Sukmawati Soekarnoputri Partai Nasional Demokrasi (Nasdem) meminta masyarakat untuk tidak mencampuradukkan persoalan seni dan politik.
"Kita ini jangan mencampuradukkan politik dan seni. Saya waktu membaca sajaknya, saya melihat ini seorang seniman yang mengekspresikan seni-seninya," ujar Sekjen Nasdem Jhonny G Plate di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Selasa, (3/4/2018).
Ia berharap, cara pandang menjadi unsur penting melihat permasalahan ini. Karena memang tak jarang karya seni merupakan wujud dari apa yang dirasakan seorang seniman, seperti yang dirasakan oleh Sukmawati.
"Karya seni itu akan berguna untuk masyarakat tergantung sisi pandang sisi positif dari sisi pandangnya. Semua karya seni kalau dilihat dari sisi negatif ada banyak negatifnya, tapi kalau karya seni dilihat dari sisi positif ada banyak sisi positifnya," kata Anggota Komisi XI DPR itu.
Baca juga: PDIP Minta Sukmawati Klarifikasi Soal Puisi 'Ibu Indonesia'
"Karya seni adalah bagian dari auto kritik juga. Itu bagian dari karya seni bukan dengan politik," sambungnya.
Jhonny mengatakan, apabila ada oknum atau orang yang mempermasalahkan puisi Sukmawati itu, maka dia tidak mengerti arti seni. Dan menyebut orang itu adalah politikus. "Kalau semua masalah kehidupan masyarakat dibawa ke politik rusaklah bangsa ini, jangan. Harus menjaga bangsa ini supaya tetap kokoh," jelasnya.
Kendati demikian, ia tidak berani menafsirkan apabila puisi berjudul 'Ibu Indonesia' itu memiliki unsur penistaan agama islam dalam bait demi bait kalimatnya.
"Kalau saya jawab nanti dikira menista, kan hanya orang yang kompeten tentang agama saja yang bisa menilai tu positif atau negarif terhadap nilai agama. Saya hanya bisa melihat itu sebagai karya seni," tutupnya.
Baca juga: Pro dan Kontra Puisi 'Kontroversi' Sukmawati Soekarnoputri
Sekadar informasi, puisi yang menuai polemik itu dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Sukmawati diberi kesempatan maju ke panggung dan membacakan Puisi 'Ibu Indonesia' karyanya sendiri.
Namun, puisi tersebut ternyata menuai pro dan kontra di kalangan pemuka agama, politisi hingga masyarakat lantaran dianggap menghina umat islam.
Selain dilaporkan oleh politisi Hanura Amron Asyhari, Sukmawati juga dilaporkan oleh beberapa pihak, termasuk Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) yang rencananya akan melaporkan wanita berumur 66 tahun itu ke Bareskrim Polri dengan dugaan mengandung unsur SARA pada Kamis, 5 April 2018 mendatang.
- Penulis :
- Widji Ananta