
Pantau.com - Selama pertemuan tertutup dengan para pemimpin organisasi Yahudi di New York, pewaris tahta Arab Saudi dikabarkan mengkritik pemerintahan Palestina.
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman menilai pimpinan Palestina telah menghilangkan satu kesempatan damai setelah beberapa dekade terakhir.
"Sudah saatnya rakyat Palestina mengambil proposal dan setuju untuk datang ke meja perundingan atau diam dan berhenti mengeluh," kata putra mahkota yang dikutip Pantau.com dari Sputnik, Senin (30/4/2018).
Baca juga: Skandal Penghapusan Imigran Terungkap, Mendagri Inggris Amber Rudd Mundur
Warga Palestina digempur pasukan Israel setelah adanya ultimatum perang sejak 30 Maret 2018 lalu. Mohammed bin Salman juga menunjukkan, masalah Palestina saat ini adalah terlalu menutup diri terhadap seruan damai dengan Israel.
Menurut data PBB, setidaknya 42 warga Palestina telah tewas dan 5.500 lainnya terluka selama beberapa minggu terakhir protes.
Organisasi Pembebasan Palestina mencari pembentukan sebuah negara di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian dikendalikan oleh Israel, dan Jalur Gaza.
Tel Aviv menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen, dan terus membangun pemukiman di daerah-daerah yang diduduki, meskipun ada keberatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
- Penulis :
- Widji Ananta










