
Pantau.com - Aktivis sosial Ratna Sarumpaet akhirnya angkat bicara terkait dugaan adanya penganiayaan terhadap dirinya pada tanggal 21 September 2018. Ratna mengakui bahwa pada tanggal tersebut dirinya sebenarnya datang ke RS Bedah Bina Estetika untuk menemui dokter bedah.
"Tanggal 21 September saya mendatangi Rumah Sakit khusus bedah menemui dokter Sidik ahli bedah plastik. Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat karena ingin menyedot lemak," ujar Ratna saat jumpa pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Mini 5, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Baca juga: Dijenguk Fadli Zon, Ini Kondisi Ratna Sarumpaet yang Menjadi Korban Penganiayaan
Ratna menuturkan, setelah menjalani operasi dirinya merasa kaget karena melihat mukanya mengalami lebam-lebam. Sehari setelah menjalani operasi pada tanggal 22 September dirinya memutuskan pulang ke rumah dengan keadaan muka lebam. Akhirnya dia bercerita kepada anaknya bahwa dia dianiaya.
"Saya pulang dengan kondisi lebam-leban saya ditanya anak saya. Jawaban saya terus dikorek oleh anak saya," tuturnya.
Ratna mengaku menyesal, ia menegaskan bahwa kedatangannya ke rumah sakit itu lah sekaligus menyanggah bahwa adanya penganiayaan terhadap dirinya yang dilakukan di Bandara Husein Sastranegara Bandung. "Intinya yang saya katakan itu menyanggah adanya penganiayaan," tegasnya.
Baca juga: Jejak Kontroversial Seorang Ratna Sarumpaet
Sebelumnya beredar di media sosial bahwa Ratna Sarumpaet dikeroyok sejumlah orang tak dikenal pada 21 September 2018 di Bandung, Jawa Barat.
Namun, pagi tadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Pol Umar Surya Fana menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti-bukti dugaan penganiayaan tersebut. Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan polisi.
"Tidak ditemukan bukti-bukti kejadian pengeroyokan dengan korban RS di Jawa Barat. Clear, tidak ada pengeroyokan," kata Kombes Umar saat dihubungi, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi