Pantau.com - Pemerintah kembali mengajukan perubahan usulan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 yang mulanya Rp14.500 per dolar AS menjadi Rp15.000. Usulan tersebut disampaikan melalui rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
"Terhadap situasi terakhir, sehingga usulan yang ada di panja A kita revisi kembali, dengan (pertimbangan) berbagai yang dilakukan negara terutama Amerika Serikat (AS), rencana kenaikan suku bunga The Fed, likuiditas dolar di seluruh dunia menimbulkan dampak dalam perekonomian global dan perang dagang AS RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China)," ujarnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Banggar di DPR RI, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Baca juga: Bikin Cemas! Nike Putus Kontrak Kerja Sama 243 Pabrik Pemasok
"Berdasarkan usul gubernur Bank Indonesia yang disampaikan di kisaran Rp14.800-Rp15.200 kami mengusulkan (kurs dolar) nilai tengahnya Rp15.000," imbuhnya.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebelumnya memaparkan bahwa usulan perubahan asumsi kurs rupiah dalam RAPBN 2019 mempertimbangkan beberapa hal.
Pertimbangan ini salah satunya didasarkan setelah pembahasan di Annual Meeting International Monetary Fund World Bank (AM IMF-WB).
"Dari pembahasan yang kami dengar dan kami ikuti, salam pembahasan dalam Ekonomi global normalisasi Ara moneter kami mendengar arah moneter negara maju berlangsung secara gradual," katanya.
Baca juga: Pak Anies... Pendapatan Usaha Ini Berkurang karena Perpanjangan Ganjil-Genap
Beberapa pertimbangan diantaranya yakni terkait defisit yang terjadi dalam neraca transaksi berjalan, rencana kenaikkan suku bunga The Fed, hingga dampak perang dagang.
"Berdasarkan itu, perkiraan kami terkini setelah melihat perkembangan juga pembahasan di Annual meeting bersama Pemerintah dana BI kami memberikan 2019 diperkirakan rupiah dalam kisaran 14.800-15.200," ungkapnya
- Penulis :
- Nani Suherni
