
Pantau.com - Yordania menyatakan tidak akan memperpanjang kesepakatan 25 tahun dengan Israel yang menggunakan dua wilayah si sepanjang perbatasan, beberapa saat sesudah Israel berencana merundingkan perpanjangan.
Sebagian besar tanah di Baqura di bagian barat dan Ghumar di selatan digunakan oleh petani Israel, beberapa di antaranya diberi hak kepemilikan tanah pribadi dan hak khusus perjalanan di bawah perjanjian perdamaian kedua negara pada 1994 dan berakhir tahun 2019.
Raja Abdullah berada di bawah tekanan umum untuk mengakhiri perjanjian dengan Israel.
Ia mengatakan kepada politisi Yordania, kerajaan akan menggunakan kedaulatan penuh atas kedua wilayah tersebut, kata kantor berita negara Petra.
"Itu tanah Yordania dan akan teteap seperti itu," kata Raja Abdullah. Ia menambahkan, dalam masa gejolak kawasan, kerajaan terjepit antara Suriah di utara, Irak di timur, dan Israel di barat, ia ingin melindungi kepentingan nasionalnya.
Baca juga: AS Tarik Diri dari Kesepakatan Nuklir INF, Rusia Meradang
Menanggapi pernyataan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Yordania ingin menggunakan pilihannya untuk mengakhiri perjanjian itu
Namun, ia menyatakan Israel akan merundingkan dengan Yordania guna membahas kemungkinan perpanjangan perjanjian tersebut.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, dalam perjanjian, sewa akan diperpanjang secara otomatis kecuali salah satu pihak memberi tahu satu tahun sebelum berakhir bahwa ingin mengakhiri kesepakatan tersebut.
Yordania merupakan satu dari dua negara Arab yang memiliki perjanjian perdamaian dengan Israel dan kedua negara juga mempunyai sejarah panjang dalam hubungan keamanan. Keduanya juga memperluas hubungan ekonomi pada tahun lalu.
Namun, perjanjian perdamaian dengan Israel tidak disukai masyarakat Yordania yang kini sebagian besar mendukung Palestina. Politisi juga menantang perpanjangan, karena itu akan memudahkan penjajahan Israel di wilayah Yordania.
Baca juga: Jerman Hentikan Eskpor Senjata ke Saudi Terkait Kasus Khashoggi
Ikatan politik juga menegang atas perundingan perdamaian Timur Tengah, serta kejadian tahun lalu, ketika seorang penjaga keamanan Israel membunuh dua warga Yordania di gugus kedutaan Israel.
Dalam perjanjian perdamaian itu, Israel menggunakan sekitar 405 Hektar lahan pertanian di bagian selatan perbatasan dengan Yordania.
Di daerah Baqura, warga israel memiliki hak kepemilikan sejak 1920, ketika insinyur Yahudi Rusia Pinhas Rutenberg memperoleh izin di wilayah kekuasaan Inggris, Palestina, untuk membangun pembangkit listrik.
Dalam perjanjian damai 1994, kedaulatan Yordania atas daerah itu dipastikan, namun Israel mempertahankan kepemilikan tanah pribadi dan ketentuan khusus, yang memungkinkan warga Israel bebas berpergian.
- Penulis :
- Noor Pratiwi