Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sentimen Cadangan Devisa, 4 Saham Pilihan Dijagokan Pekan Ini

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Sentimen Cadangan Devisa, 4 Saham Pilihan Dijagokan Pekan Ini
Foto: Layar digital pergerakan harga saham di BEI. (Antara/Hafidz Mubarak A)

Pantau - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ke depan ditengarai mendapat katalis positif dari cadangan devisa. Empat saham pun dijagokan sebagai bahan pertimbangan para pemodal dalam bertransaksi saham.

Pada pekan lalu, IHSG menguat di atas 7.000 meski hanya beberapa menit dan turun lagi sehingga ditutup menguat di bawah 7.000. Tepatnya, indeks dalam sepekan menguat sebesar 1,19 persen di angka 6.977.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus menjelaskan adanya tiga sentimen yang wajib dipantau para trader di bursa saham dalam sepekan ke depan.

“(Ketiga sentimen tersebut), yakni neraca dagang China dan AS, cadangan devisa Indonesia dan rencana OPEC+ mengurangi produksi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/9/2023).

Neraca Dagang China dan AS

Terkait neraca dagang China dan AS, menurut Angga, itu akan sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Krisis properti yang terjadi di China membuat perekonomian melambat dan memengaruhi kinerja ekspor dan impor secara global. 

Beberapa bank milik negara China dilaporkan akan segera menurunkan suku bunga hipotek yang ada.

"Penurunan suku bunga hipotek yang ada akan dilakukan di tengah beberapa langkah pemberian stimulus properti, ekonomi dan pasar lainnya yang telah diumumkan Beijing selama beberapa pekan terakhir, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia," jelasnya.

Cadangan Devisa dan Aturan DHE

Sementara itu terkait cadangan devisa Indonesia, aturan Devisa Hasil Ekspor atau DHE tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 tentang DHE dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan atau pengolahan sumber daya alam. Ini sebagai pengganti PP Nomor 1 Tahun 2019, akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2023 mendatang. 

"Jika nilai ekspor di atas 250 ribu dolar AS maka dana itu wajib mengendap di Indonesia selama 3 bulan. Target cadev (cadangan devisa) 300 miliar dolar AS dalam waktu dekat setahun ini," ucapnya.

Rencana OPEC+ Pangkas Produksi

Ada pun sentimen penggerak market pekan ini yakni rencana OPEC+ mengurangi produksi, ia menjelaskan harga minyak mengalami tren kenaikan selama tiga bulan berturut-turut. Ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa pemotongan oleh kelompok negara-negara penghasil minyak OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi, akan terus berlanjut hingga akhir 2023.

"Diperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Oktober mendatang," ujarnya tandas.

Saham-Saham Pilihan Pekan Ini

Berkaca pada sejumlah data ekonomi dan sentimen itu, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli pada empat saham untuk trading pada pekan ini, hingga 8 September 2023. Keempat saham tersebut adalah:

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 

Saham MEDC dengan support: 1220 dan resistance: 1.420.

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 

Saham AKRA dengan support: 1420 dan resistance: 1.630

PT Astra International Tbk (ASII) 

Saham ASII dengan support: 6.400 dan resistance: 6.950

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 

Saham BRMS dengan support: 192 dan resistance: 214

Tiga Sentimen IHSG Pekan Lalu

Pada pekan lalu, sambung Angga, terdapat tiga sentimen yang menggerakkan market yakni PMI Manufaktur Indonesia, inflasi Indonesia dan data ekonomi AS.

Terkait Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia, jelasnya, aktivitas manufaktur Indonesia terus menanjak pada Agustus 2023 didukung oleh kuatnya permintaan baik dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk periode Agustus 2023, PMI manufaktur Indonesia ada di angka 53,39. Indeks menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau 22 bulan terakhir atau hampir dua tahun," terangnya di Jakarta pada Senin, 4 September 2023.

Sedangkan terkait inflasi Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3,27 persen pada Agustus 2023 secara tahunan. Capaian ini lebih rendah dari konsensus Bloomberg yang terdiri dari 27 ekonom memperkirakan inflasi Agustus 2023 akan naik, dengan nilai tengah rata-rata prediksi di level 3,34 persen (yoy).

Penggerak market terakhir yakni data ekonomi AS, dimana data ekonomi AS yang di bawah ekspektasi (terutama Unemployment Rate, NFP di bawah 200rb, Job Offers) memperkuat ekspektasi jeda kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Ia menambahkan the Fed mengekspektasikan pasar tenaga kerja stabil sehingga tidak perlu terburu-buru menaikkan suku bunga nya. Menyusul data ekonomi yang rilis, yield obligasi juga mengalami penurunan.

Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin