Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Gobel: Indonesia Punya Bonus Demografi, Jangan Hanya Jadi Pasar Impor

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Gobel: Indonesia Punya Bonus Demografi, Jangan Hanya Jadi Pasar Impor
Foto: Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel.

Pantau - Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel mengingatkan, Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang mampu bersaing di dunia global. 

Namun, menurutnya, hal tersebut hanya akan terwujud apabila dikelola dengan optimal.

“Jika tidak, jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban yang berat,” ungkap Gobel di Jakarta pada Rabu (15/5/2024).

Gobel menyoroti bahwa jumlah penduduk yang besar berimplikasi pada ketersediaan tenaga kerja yang melimpah, terutama dalam fase bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. 

Hal ini berarti adanya potensi besar dari segi tenaga kerja produktif. Selain itu, jumlah penduduk yang besar juga mengartikan adanya pasar yang besar.

“Jika pertahanan Indonesia tidak kuat dan produk impor membanjiri pasar domestik, maka Indonesia akan menghadapi kerugian yang besar dan berpotensi merugikan diri sendiri,” jelasnya.

Gobel mengidentifikasi lima kerugian yang mungkin dihadapi Indonesia jika terus menjadi negara yang sangat bergantung pada impor. 

Pertama, uang Indonesia akan digunakan untuk membiayai kebutuhan pekerja dan negara lain. Kedua, lapangan kerja di Indonesia akan terancam.

Ketiga, jika produk impor digunakan dalam proyek-proyek pemerintah atau BUMN, maka dana negara dan APBN akan mengalir ke luar negeri. 

“Padahal, penerimaan pajak yang diperoleh dengan susah payah, bahkan telah menjadi sorotan publik karena pengetatan impor barang dari luar negeri,” lanjut Gobel.

Keempat, karena industri Indonesia tergantung pada impor, maka tenaga kerja kreatif di Indonesia akan terbuang karena pengangguran. Kelima, dengan meningkatnya tingkat pengangguran, kemiskinan juga akan meningkat.

"Masyarakat yang menganggur akan mengharapkan bantuan sosial dan jaminan sosial yang akhirnya akan menambah beban APBN. Jadi, kerugian akibat ketergantungan pada impor akan berlipat ganda bagi Indonesia,” tegasnya.

Penulis :
Aditya Andreas

Terpopuler