Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenkeu Justru Lihat Peluang dalam Dampak Resesi Ekonomi AS ke RI, Apa Itu?

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Kemenkeu Justru Lihat Peluang dalam Dampak Resesi Ekonomi AS ke RI, Apa Itu?
Foto: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (6/8/2024). (ANTARA/Imamatul Silfia)

Pantau - Pemerintah menyatakan akan terus mengantisipasi risiko dampak resesi perekonomian Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.

Pernyataan itu datang dari Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.

“Kami sudah antisipatif. Tentunya ini akan terus kami pantau dengan dekat,” kata Febrio saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Kinerja perekonomian AS hingga sejauh ini berada di bawah ekspektasi.

Baca juga: Rupiah Menari di Atas Kekhawatiran Pasar terhadap Resesi AS

Tingkat pengangguran tercatat lebih tinggi dari yang diperkirakan, bahkan mencapai level tertinggi dalam tiga tahun, yakni sebesar 4,3 persen pada Juli 2024.

Kondisi itu membuat suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan bakal turun lebih awal.

Namun, Febrio melihat pelemahan itu bisa menjadi peluang bagi Indonesia. Menurunnya suku bunga acuan AS dapat berdampak positif terhadap aliran modal di Indonesia.

“Kalau kebijakan suku bunga diturunkan, akan membuat tekanan aliran modal ke luar (capital outflow) bisa berkurang. Artinya, tingkat suku bunga kita di dalam negeri akan relatif cukup menarik bagi investor,” ujar dia.

Di sisi lain, turunnya suku bunga The Fed juga bisa berdampak positif terhadap pembiayaan utang Indonesia.

Meski kebijakan suku bunga The Fed belum berubah, suku bunga 10 tahun US Treasury sudah menurun cukup tajam sekitar 3,7 persen.

Baca juga: Begini Strategi Pemerintah dalam Mencegah Resesi Ekonomi

Kondisi itu, menurut Febrio, berdampak positif terhadap suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) yang telah turun ke 6,77 persen.

Oleh sebab itu, dia berpendapat Indonesia masih memiliki peluang yang positif di tengah risiko resesi AS.

“Ini yang harus kita pastikan dan kawal, supaya kalibrasi kebijakan dalam negeri kita dalam memastikan ketidakpastian ini tidak berdampak negatif bagi kita. Tapi bagaimana kondisi ini kita gunakan untuk mendapatkan peluang memperbaiki struktur pembiayaan kita,” jelas Febrio.

Diketahui, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup menguat karena kekhawatiran pasar jika Amerika Serikat (AS) akan jatuh dalam resesi.

Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah menanjak 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.165 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.189 per dolar AS.

Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Resesi ke Pemerintah Baru, Ungkit Negara-negara maju

Penulis :
Ahmad Munjin