
Pantau - Rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang solid menjadi tekanan negatif terhadap nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (4/10/2024).
Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah melemah 56 poin atau 0,37 persen menjadi Rp15.485 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.429 per dolar AS.
Performa uang rupiah tertekan imbas penguatan yang terjadi pada Indeks Dolar AS pascarilis data ekonomi AS terbaru yang solid.
Demikian kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Baca juga: Ramalan Data Tenaga Kerja NFP AS yang Kuat Bikin Rupiah Tiarap
Taufan menuturkan laporan ISM Services PMI yang lebih baik dari perkiraan serta data ketenagakerjaan yang kuat menopang kinerja dolar AS dan menekan kinerja mata uang Garuda.
Data ADP Employment Change yang menunjukkan penambahan 143.000 pekerjaan pada September telah mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve yang lebih agresif.
Di sisi lain, pernyataan dari pejabat Fed, Thomas Barkin menunjukkan bahwa meskipun ada pemotongan suku bunga besar-besaran baru-baru ini, perang melawan inflasi belum selesai.
Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah meningkatkan permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe-haven, sehingga faktor-faktor tersebut telah memberikan tekanan pada mata uang rupiah.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat merosot ke level Rp15.495 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.394 per dolar AS.
Baca juga: Sentimen 'Risk-Off' Bikin Rupiah Tak Berdaya sehingga Longsor 161 Poin
- Penulis :
- Ahmad Munjin