Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Dilirik Pasar Internasional, Dokter Terawan Beberkan Prosedur Cuci Otak

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Dilirik Pasar Internasional, Dokter Terawan Beberkan Prosedur Cuci Otak

Pantau.com - Metode pengobatan yang disebut dengan Brain Spa atau cuci otak, metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA pertama kali diterapkan oleh dokter Terawan Agus Putranto dan tim sudah dilirik oleh pasar internasional. 

Kendati demikian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ternyata belum memberikan keterangan lanjutan terkait pemecatan dr Terawan dari IDI karena dianggap melakukan pelanggaran etik kedokteran.

"Sampai sekarang belum ada keputusan dari PB IDI langsung itu tidak ada. Itu ya memang gak ada masalah sampai detik ini karena itu saya tidak pernah membantahnya, saya tidak pernah berbantah kata. Biar aja sebuah proses," ujarnya saat ditemui di gedung Dr Satrio RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).

Baca juga: Wow! Pengobatan Dokter Terawan Dirancang Jadi Medical Tourism, Kerek Devisa Nih

Lebih lanjut menurutnya, pelayanan pengobatannya ini telah dilakukan dengan standar internasional sehingga anggapan terkait metode pengobatannya, ia justru mempertanyakan apa yang menjadi masalah. 

"Kalau perizinan, apa yang harus diizinkan? Karena ini merupakan standar pelayanan internasional ya. Cukup beliau-beliau menyaksikannya dan mendoakannya agar ini berjalan dengan baik," katanya. 

Sementara dari Kementerian Kesehatan seperti tidak ada kejelasan. Pasalnya Terawan mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada suat larangan terkait metode pengobatannya.

"Kalau tidak memberikan pasti ada surat keputusan untuk tidak boleh melakukan," ungkapnya.

Baca juga: Satu Lagi Nih, Mobil Listrik Produksi Anak Bangsa

Ia menilai metode ini dilakukan berdasarkan kompetensinya di bidang radiologi. Sehingga jika ada anggapan miring menurutnya memang datang dari pihak yang tidak sesuai kompetensinya.

"Kalau kompetensi lain mau ngomong gimana ya biarin saja, ini adalah ranah kompetensi radiologi, kalau enggak percaya ya berarti memang bukan ilmunya, bagaimana ini adalah ilmu radiologi," imbuhnya.

Penulis :
Nani Suherni