
Pantau.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan Indonesia masih kekurangan orang yang berprofesi di bidang keteknikan atau insinyur.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan berdasarkan studi 2045 secara kuantitas jumlah insinyur masih kurang.
"Berdasarkan studi 2045 yang kami lakukan pertama Indonesia kekurangan insinyur secara kuantitas kurang," ujarnya saat pemaparan dalam acara Legacy Talk Yayasan Ganesha 83 di Gedung The Energy, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Baca juga: Dear Milenials, Intip Nih Rumah Rp 100 jutaan di REI Mandiri Property Expo
Lebih lanjut kata dia permasalahan lainnya yakni dari jumlah yang ada hanya sekira 5 ribu lulusan pendidikan keteknikan orang yang bekerja sesuai bidangnya.
"Problem kedua yang menurut saya perlu dipikirkan dalam-dalam, jumlahnya terbatas Insinyur yang benar-benar bekerja sesuai bidangnya hanya 5.000 seluruh Indonesia," katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, angka itu bukan hanya lulusan keteknikan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai kampus yang lekat dengan keteknikan namun juga bidang keteknikan pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Disini bukan hanya ITB, tapi juga pertanian dari IPB banyak tapi tidak sesuai bekerja di bidangnya," paparnya.
Baca juga: Gaji Naik, Tapi Kok Kurang Terus? Pengeluaran Ini Biang Keladinya
Hal ini dinilainya menghambat kemajuan pertumbuhan manufaktur padahal untuk membuat ekonomi Indonesia berada pada jalurnya dibutuhkan kontribusi besar dari insinyur yang mengembangkan manufaktur.
"Sehingga menghambat kemajuan pertumbuhan manufaktur, artinya dibutuhkan kontribusi lebih besar untuk ekonomi berjalan secara benar yaitu nilai tambah," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni