billboard mobile
HOME  ⁄  Ekonomi

Freeport Tingkatkan Porsi Investasi Sosial untuk Pendidikan Hingga 2041

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Freeport Tingkatkan Porsi Investasi Sosial untuk Pendidikan Hingga 2041
Foto: Pasir konsentrat hasil tambang PT Freeport Indonesia sedang dimuat ke kapal di Portsite PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah, Kamis (12/12/2024) untuk dikirim ke smelter. (ANTARA/Agus Salim)

Pantau - PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan sosial di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, dengan mengalokasikan investasi sosial tahunan sebesar 100 juta dolar AS. Fokus investasi ini ke depan akan diarahkan pada bidang pendidikan, sebagaimana disampaikan oleh Group Leader Project Management Office PT Freeport Indonesia, Andriyana Saputro, di Kuala Kencana, Kamis (12/12/2024).

"Investasi sosial untuk pendidikan akan semakin meningkat porsinya ke depan," ujar Andriyana, seraya menambahkan bahwa rencana investasi ini akan berlangsung hingga tahun 2041.

Pada tahun 2024, Freeport telah mengeluarkan 151,9 juta dolar AS untuk investasi sosial. Sejak dimulainya komitmen ini pada tahun 1992 hingga 2023, perusahaan telah menggelontorkan dana sebesar 2,1 miliar dolar AS untuk berbagai program sosial.

Baca Juga:
Dorong Hilirisasi dan Ketahanan Ekonomi Nasional, Sinergi Antam dan Freeport
 

Distribusi Dana Investasi Sosial
Pada tahun 2023, dana sebesar 122 juta dolar AS telah dialokasikan dengan distribusi sektor sebagai berikut:

  • Pendidikan: 31,6%
  • Kesehatan: 18,8%
  • Ekonomi: 15,5%
  • Infrastruktur: 7,7%
  • Hubungan pemangku kepentingan: 4,2%
  • Kebudayaan, olahraga, dan sosial: 17,5%
  • Lainnya: 4,8%
     

Beberapa program unggulan yang berjalan meliputi Program Kampung Sehat, pembangunan asrama siswa, pengelolaan Rumah Sakit Mitra Masyarakat, pengendalian malaria, hingga pelestarian budaya Suku Komoro. Selain itu, Freeport juga mendukung pengembangan Papua Football Academy dan memberikan bantuan bagi pengusaha lokal di bidang perikanan dan pertanian.

Tantangan dan Dampak Sosial
Dua suku utama pemilik ulayat di Mimika, yakni Suku Amungme dan Suku Komoro, menjadi prioritas utama dalam program-program Freeport. Namun, tingginya angka migrasi di wilayah ini juga membawa tantangan tersendiri, seperti persaingan sumber daya lokal dan kebutuhan layanan publik yang meningkat.

Pada tahun 2020, pertumbuhan penduduk Mimika mencapai 5%, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 1,25%. Freeport mengakui bahwa pertumbuhan ini membutuhkan pendekatan komprehensif untuk menciptakan keseimbangan sosial di wilayah tersebut.

Dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, Freeport berharap kontribusinya dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua Tengah.

Penulis :
Ahmad Ryansyah