HOME  ⁄  Ekonomi

Ramadhan dan Idul Fitri, BI Pastikan Ketersediaan Uang Tunai Aman

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Ramadhan dan Idul Fitri, BI Pastikan Ketersediaan Uang Tunai Aman
Foto: Ramadhan dan Idul Fitri, BI Pastikan Ketersediaan Uang Tunai Aman (dok. Antara)

Pantau - Bank Indonesia (BI) menilai kondisi likuiditas yang ketat selama Ramadan dan Idulfitri merupakan fenomena wajar yang terjadi secara berulang setiap tahunnya.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono menjelaskan, dalam satu bulan ke depan, kondisi likuiditas berpotensi mengetat, terutama saat Idulfitri, karena meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat.

“Biasanya memang pada saat Lebaran salah satu yang akan terjadi adalah uang yang diedarkan, jadi uang kartal itu akan banyak ada penarikan, karena untuk saweran di Lebaran, untuk pengen dapat uang baru, bagi-bagi dan sebagainya, itu yang dampaknya signifikan terhadap likuditas, sehingga kalau nanti 3-4 minggu ke depan likudas mengetat, itu wajar,” ujar Tri

Baca juga: BI: Batas Maksimal Penukaran Uang Lebaran Rp 4,3 Juta, Bisa Tukar Mulai 3 Maret

Tri menambahkan bahwa fenomena serupa juga terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana masyarakat banyak menarik uang kartal.

“Karena memang itu sesuatu yang seasonal, yang selalu terjadi ketika kita mendekati Lebaran, dan juga pada saat akhir tahun. Jadi Natal dan Tahun Baru, kondisi likuditas akan seperti itu,” tambahnya.

Baca juga: Lebaran 2025: Penukaran Uang Baru ala Digital, BI Dorong Mudik Tanpa Repot ke Bank

Penurunan Kebutuhan Uang Tunai Idulfitri 2025.

Sementara itu, Bank Indonesia menyiapkan uang layak edar untuk kebutuhan penukaran saat Idulfitri 2025 sebesar Rp180,9 triliun. Angka ini menurun 1,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai Rp183,8 triliun.

Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono menjelaskan, penurunan tersebut mempertimbangkan peningkatan transaksi non-tunai di masyarakat.

“Kita siapkan itu sekitar Rp180,9 triliun. Tentunya ini agak sedikit turun ya 1,6 persen. Tahun lalu itu Rp183,8 triliun karena kita mempertimbangkan adanya perluasan akseptasi non-tunai,” ujar Doni dalam Konferensi Pers RDG di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025. 

Baca juga: Antusias Masyarakat Daftar Penukaran Uang di Istora Senayan Jakarta

Penulis :
Wulandari Pramesti