
Pantau - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo mengambil langkah strategis dengan membangun Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) di seluruh desa guna memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Melalui 80.000 koperasi ini, diharapkan tercipta lapangan kerja baru, pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, serta kemandirian ekonomi desa.
Sebagai bagian dari strategi terpadu, Kopdes Merah Putih direncanakan terintegrasi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang akan mendorong permintaan tinggi terhadap produk dan layanan koperasi, khususnya di sektor pangan.
Baca juga: Kopdes Merah Putih Disambut Antusias Warga Garut
Dengan demikian, koperasi akan berperan lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekaligus memperkokoh ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
Kopdes Merah Putih dirancang sebagai koperasi multi-layanan dengan berbagai unit usaha, seperti toko sembako, apotek desa, klinik desa, simpan pinjam, cold storage, layanan logistik, serta kantor administrasi koperasi.
Model ini menawarkan kemudahan akses terhadap kebutuhan pokok, layanan kesehatan, keuangan, serta pasar bagi masyarakat desa.
Selain itu, sinergi antarunit usaha memungkinkan koperasi beroperasi lebih efisien, misalnya dengan jaringan distribusi internal atau penyediaan modal bagi usaha anggota koperasi melalui unit simpan pinjam.
Mengingat skala besar program ini, perencanaan matang dan implementasi yang efektif sangat penting.
Pendekatan terkoordinasi dari pusat hingga desa harus diterapkan agar program berjalan optimal. Namun, keberhasilan koperasi tetap bergantung pada partisipasi aktif anggotanya.
Baca juga: Menkop Sebut Koperasi Desa Merah Putih Jadi Alat Revolusi Ekonomi Desa
Oleh karena itu, strategi implementasi perlu menyeimbangkan peran pemerintah pusat dan daerah agar dapat menyesuaikan kebutuhan spesifik setiap desa.
Konsep koperasi multi-layanan sebenarnya telah diterapkan dalam Koperasi Unit Desa (KUD), yang dahulu berfokus pada sektor pertanian dan perikanan.
KUD berperan penting dalam mendukung perekonomian desa melalui kredit pertanian, distribusi input produksi, serta pemasaran hasil panen.
Namun, krisis ekonomi 1998 melemahkan kinerja KUD, menjadi pelajaran berharga bagi pengelolaan dan keberlanjutan Kopdes Merah Putih ke depan.
Baca juga: Pemerintah Sebut Koperasi Desa Merah Putih Takkan Ganggu Dana APBDesa
Penyerap Tenaga Kerja di Desa
Salah satu tujuan utama Kopdes Merah Putih adalah menciptakan lapangan kerja di pedesaan. Pengalaman global menunjukkan bahwa koperasi memiliki kapasitas besar dalam membuka peluang kerja.
Di Amerika Serikat, misalnya, koperasi telah menciptakan lebih dari 2 juta pekerjaan, sementara di Indonesia hingga 2023, koperasi menyerap sekitar 669.164 tenaga kerja.
Dengan hadirnya 80.000 Kopdes Merah Putih, potensi penyerapan tenaga kerja bisa jauh lebih besar dibandingkan koperasi konvensional.
Karena memiliki berbagai unit usaha, setiap Kopdes diperkirakan mampu menciptakan 10-15 lapangan kerja, sehingga secara nasional dapat membuka 800.000 hingga 1,2 juta pekerjaan baru.
Unit-unit usaha seperti toko sembako, apotek, klinik, simpan pinjam, logistik, dan cold storage akan membutuhkan tenaga kerja di berbagai bidang, dari pengelolaan inventaris hingga layanan kesehatan dan distribusi barang.
Baca juga: Menkop Sinkronisasi Kop Des Merah Putih Bersama Kepala dan Perangkat Desa
Selain menciptakan pekerjaan langsung, Kopdes Merah Putih juga berpotensi membuka peluang kerja tidak langsung di sektor pemasok, teknisi pemeliharaan, dan jasa transportasi.
Agar program ini sukses, pemerintah berkomitmen melatih sekitar 210.000–240.000 tenaga pengelola koperasi guna meningkatkan keterampilan manajerial dan operasional.
Jika program ini berhasil, diharapkan dapat mengurangi kemiskinan ekstrem di desa hingga 25–30 persen.
Baca juga: SesKemenkop Tekankan Kop Des Merah Putih Berpotensi Kembangkan Komoditas Unggulan Daerah
Manfaat Efek Jaringan
Efek jaringan terjadi ketika nilai suatu produk atau layanan meningkat seiring bertambahnya jumlah pengguna.
Dalam konteks Kopdes Merah Putih, integrasi 80.000 koperasi di berbagai tingkatan wilayah akan menciptakan jaringan distribusi dan pasar yang kuat, berpotensi menjangkau hingga 40 juta orang.
Konektivitas antar-koperasi akan meningkatkan daya beli kolektif, memungkinkan pembelian barang dengan harga lebih murah, serta meningkatkan daya tawar petani dan produsen desa.
Selain itu, jaringan ini memungkinkan berbagi pengalaman dan praktik terbaik di antara 240.000 pengelola koperasi.
Efek jaringan koperasi telah terbukti di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, Vietnam, dan India, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Bahkan di beberapa negara bagian AS, koperasi telah berperan dalam menyediakan layanan berteknologi tinggi, termasuk kelistrikan.
Dengan adanya Kopdes Merah Putih, saatnya Indonesia mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis koperasi sesuai cita-cita konstitusi.
Baca juga: Mentan Amran: Koperasi Desa Merah Putih, Solusi Permanen untuk Stabilkan Harga Pangan
- Penulis :
- Wulandari Pramesti