HOME  ⁄  Ekonomi

Asaki Nilai Tarif Resiprokal AS Tidak Berdampak Signifikan terhadap Industri Keramik Nasional

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Asaki Nilai Tarif Resiprokal AS Tidak Berdampak Signifikan terhadap Industri Keramik Nasional
Foto: Industri keramik nasional tidak terdampak signifikan tarif AS, tapi waspadai lonjakan impor dari Asia.

Pantau - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan bahwa kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump tidak berdampak signifikan terhadap industri keramik nasional.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto menegaskan bahwa Amerika Serikat bukan merupakan negara tujuan ekspor utama keramik nasional.

"Asaki memandang dampak kebijakan tarif Trump terhadap industri keramik nasional tidak terlalu mengkhawatirkan karena selama ini AS tidak termasuk ke dalam negara tujuan ekspor utama keramik nasional," ujar Edy dalam pernyataan resmi di Jakarta, Selasa.

Meski begitu, Asaki mengamati dengan serius potensi lonjakan impor keramik dari China, India, dan Vietnam yang bisa terjadi akibat pengalihan pasar ekspor dari negara-negara tersebut ke Amerika Serikat.

Lonjakan impor dari tiga negara tersebut dikhawatirkan akan membanjiri pasar domestik Indonesia dan mengancam daya saing industri dalam negeri.

Strategi Asaki dan Dukungan Pemerintah Diharapkan Perkuat Ekspor ke ASEAN

Untuk mengantisipasi dampak kebijakan perdagangan global, Asaki akan memperkuat ekspor keramik nasional ke kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

ASEAN dinilai sebagai pasar strategis dengan populasi besar sekitar 680 juta jiwa dan kebutuhan keramik mencapai 1,2 miliar meter persegi per tahun.

"Asaki akan memperkuat pangsa pasarnya dan lebih agresif mengisi permintaan keramik di kawasan ASEAN," kata Edy Suyanto.

Lebih lanjut, Asaki mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT), membuka peluang impor gas, serta mendukung program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) guna menunjang daya saing industri.

"Asaki mendesak Pemerintah untuk membuka keran impor gas dan memberlakukan Domestic Market Obligation gas untuk industri dalam negeri," tegasnya.

Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan bahwa Indonesia harus berani mencari pasar ekspor baru menyusul pemberlakuan tarif resiprokal dari AS yang mencapai 32 persen, ditambah tarif impor umum sebesar 10 persen.

"Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru," ujar Presiden dalam wawancara bersama tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4), sebagaimana dikutip dari siaran TVRI yang diakses di Jakarta, Selasa.

Penulis :
Pantau Community

Terpopuler