HOME  ⁄  Ekonomi

Bulog Serap 51 Ribu Ton Gabah di Indramayu, Bupati Apresiasi Program Jemput Langsung

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Bulog Serap 51 Ribu Ton Gabah di Indramayu, Bupati Apresiasi Program Jemput Langsung
Foto: Percepatan serap gabah di Indramayu jadi strategi stabilisasi harga dan stok nasional.

Pantau - Perum Bulog Wilayah Jawa Barat telah menyerap sebanyak 51 ribu ton gabah dari petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, hingga awal April 2025.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Barat, Mohamad Alexander, mengatakan percepatan penyerapan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.

Penyerapan ini dilakukan agar harga gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

"Kami komitmen menjaga agar gabah petani terserap optimal dengan harga yang menguntungkan, sekaligus menjaga stabilitas stok pangan nasional," kata Alexander dalam keterangannya di Indramayu, Jumat.

Hingga saat ini, total penyerapan gabah di wilayah Jawa Barat telah mencapai 135 ribu ton.

Kebutuhan penyerapan khusus untuk Kabupaten Indramayu masih menyisakan kekurangan sekitar 786 ribu ton.

Bulog juga menyatakan kesiapannya membeli gabah petani, termasuk dengan sistem jemput langsung ke lokasi apabila ditemukan harga jual di bawah HPP.

Program Jemput Gabah Disambut Baik Pemkab Indramayu

Bupati Indramayu Lucky Hakim menyambut baik langkah cepat yang dilakukan Bulog.

Lucky Hakim menyampaikan bahwa panen raya padi di daerahnya akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.

Menurut Lucky, program jemput gabah menjadi solusi konkret untuk menghindarkan petani dari kerugian akibat fluktuasi harga.

"Program jemput gabah ini sangat luar biasa sebagai proteksi terhadap harga petani sehingga mereka mendapatkan kepastian harga," ujar Lucky.

Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menyiapkan posko penyerapan di setiap desa.

Pemkab juga menggandeng TNI dalam pelaksanaan posko tersebut untuk memastikan penyerapan berjalan maksimal.

Lucky menambahkan bahwa langkah ini bertujuan agar gabah petani tidak jatuh ke tangan tengkulak yang biasanya membeli dengan harga di bawah standar.

Ia menilai upaya percepatan penyerapan ini merupakan bagian dari strategi nasional menjaga ketahanan pangan.

Upaya ini juga dinilai penting untuk mendukung kesejahteraan petani menjelang puncak musim panen.

"Kita berharap harga di atas HPP agar petani makin sejahtera. Namun jika di bawah HPP maka gabah tersebut siap dibeli Bulog," ucap Lucky.

Penulis :
Pantau Community