HOME  ⁄  Ekonomi

Revitalisasi Tambak Pantura Jawa Libatkan PT Agrinas Jaladri Nusantara sebagai Operator Utama

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Revitalisasi Tambak Pantura Jawa Libatkan PT Agrinas Jaladri Nusantara sebagai Operator Utama
Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono (sumber: Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri KKP)

Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melibatkan PT Agrinas Jaladri Nusantara sebagai operator dalam program revitalisasi tambak di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa, yang akan dilaksanakan di atas lahan seluas 20.413,25 hektare.

Program ini ditujukan untuk meningkatkan produksi ikan nila salin melalui kegiatan on farm, bekerja sama dengan pemerintah provinsi Jawa Barat serta pemerintah daerah di empat kabupaten, yakni Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan bahwa Agrinas Jaladri akan berperan penting dalam operasional program di lapangan.

"Agrinas Jaladri diharapkan nanti sebagai operator di sini (program revitalisasi tambak) untuk kegiatan on farm," ungkapnya.

Empat Kabupaten Jadi Lokasi Utama

Lahan yang akan direvitalisasi tersebar di Kabupaten Bekasi seluas 8.188,49 hektare, Karawang 6.979,51 hektare, Subang 2.369,76 hektare, dan Indramayu 2.875,48 hektare.

Di Kabupaten Bekasi, program akan dilakukan di Kecamatan Babelan, Cabangbungin, Muaragembong, dan Tarumajaya.

Sementara itu, Karawang meliputi Kecamatan Batujaya, Cibuaya, Cilamaya Wetan, Pakisjaya, dan Tirtajaya.

Subang meliputi Kecamatan Blanakan, Legonkulon, Pusakanagara, dan Sukasari, sedangkan Indramayu mencakup Kecamatan Cantigi, Kandanghaur, Losarang, Pasekan, dan Sindang.

Trenggono menyebutkan bahwa program ini juga akan memberdayakan masyarakat serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Kita ingin menjadi negara yang kuat di bidang (perikanan) untuk penyediaan pangan khususnya protein. Saya yakin program revitalisasi yang kita mulai di Jabar, bisa berjalan dengan baik," ia mengungkapkan.

Komoditas Nila Salin dan Peluang Ekspor

Komoditas utama yang dikembangkan dalam program ini adalah ikan nila salin, yang dikenal tahan terhadap penyakit dan memiliki pertumbuhan cepat.

Saat ini, terdapat sekitar 15 pelaku industri swasta yang terlibat dalam pengolahan ikan nila, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Peluang ekspor ikan tilapia dinilai sangat menjanjikan karena permintaan global terus meningkat.

Penandatanganan Nota Kesepakatan program dilakukan oleh Menteri KP dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Kantor KKP, Jakarta Pusat.

Selain itu, Nota Kesepakatan juga ditandatangani antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya KKP dengan pemerintah daerah Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Ruang Lingkup Kerja Sama

Program revitalisasi ini mencakup peningkatan produksi komoditas unggulan perikanan budi daya, penerapan teknologi, dan pemberdayaan masyarakat.

Kerja sama juga mencakup pengelolaan kelautan, konservasi, pengolahan, pemasaran, serta pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.

Tak hanya itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pertukaran data serta informasi juga menjadi bagian dari kesepakatan kerja sama tersebut.

Penulis :
Arian Mesa