
Pantau - Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satya Hangga Yudha Widya Putra, memastikan bahwa pasokan energi nasional dalam kondisi stabil saat melakukan kunjungan kerja ke Terminal BBM Ujung Berung, Bandung.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi operasional terminal serta mendiskusikan manajemen pasokan dan kualitas energi, termasuk peran strategis terminal dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Ketergantungan Impor dan Tantangan Ketahanan Energi
Dalam kunjungannya, Hangga menekankan bahwa Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil, dengan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) baru mencapai 14 persen dalam bauran energi nasional.
Produksi minyak Indonesia tercatat sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kapasitas operasional kilang mencapai satu juta barel per hari.
"Dari 850 ribu barel (operasi kilang), 750 ribu barel diimpor dalam bentuk BBM jadi," ungkap Hangga.
Untuk sektor gas, Indonesia memiliki surplus, namun 80 persen kebutuhan LPG domestik masih bergantung pada impor.
Hangga menyatakan bahwa peningkatan efisiensi dan kinerja kilang dalam negeri menjadi sangat penting, mengingat stok BBM dan LPG nasional saat ini hanya cukup untuk 2 hingga 3 minggu.
Angka ini jauh di bawah negara lain yang memiliki cadangan energi hingga 6 bulan.
Kunjungan tersebut juga mencakup peninjauan proses distribusi energi secara menyeluruh, termasuk isu-isu seperti kelangkaan LPG, praktik oplosan, dan tata kelola minyak mentah.
Terminal Strategis untuk Jawa Barat dan Inovasi Sistem AI
Terminal BBM Ujung Berung disebut sebagai terminal penting dalam penyediaan dan distribusi BBM untuk wilayah Jawa Barat.
"Terminal BBM Ujung Berung menjadi terminal penting dalam penyediaan dan pendistribusian BBM buat Jawa Barat dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta orang (17,8 persen dari total penduduk di Indonesia)," kata Hangga.
Terminal ini menerima pasokan minyak dari kilang RU IV Cilacap melalui pipa dan telah dilengkapi dengan sistem Artificial Intelligence (AI) untuk pemantauan serta evaluasi performa.
Hangga berharap kualitas dan kuantitas (QQ) BBM dari terminal tersebut terus terjaga dan sesuai dengan standar on-spec.
Operations Manager Terminal BBM Bandung Ujung Berung, Debbi Juliana, menjelaskan bahwa terminal terbagi menjadi dua lokasi: Ujung Berung dan Padalarang.
Ujung Berung memiliki kapasitas tangki sebesar 94.956 kiloliter dengan rata-rata penyaluran 4.548 kiloliter per hari.
Sementara Padalarang memiliki kapasitas 57.860 kiloliter dan menyalurkan sekitar 2.317 kiloliter per hari.
Pasokan ke kedua terminal berasal dari kilang Cilacap dan dilakukan melalui jalur pipa guna menjamin keamanan distribusi.
Group Head Operation Regional Jawa Bagian Barat, Moch Toriq, memastikan bahwa semua produk yang berasal dari kilang Pertamina telah memenuhi standar spesifikasi.
"Bahkan, produk impor dari kapal hanya dibongkar jika sudah on-spec, setelah melalui berbagai tes laboratorium oleh Pertamina, dengan persetujuan akhir dari Migas (Ditjen Migas Kementerian ESDM)," tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan










