
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk membongkar praktik kecurangan dalam distribusi dan perdagangan beras meskipun mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang diduga kuat merupakan aktor besar di balik mafia pangan nasional.
Dapat Ancaman, Tetap Jalankan Perintah Presiden
Amran mengaku diingatkan untuk berhati-hati karena sedang menghadapi "orang-orang besar" yang terlibat dalam praktik kecurangan distribusi beras.
Namun, ia menyatakan tidak akan mundur karena langkahnya merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
" Saya bilang ini perintah Bapak Presiden untuk selesaikan yang korupsi dan mafia diberesin. Saya bilang, siap Bapak Presiden, akhirnya kami tindak lanjuti," ungkap Amran.
Dalam peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) Ke-53, Amran kembali menegaskan kesiapannya menghadapi segala tekanan demi membela kepentingan petani dan rakyat kecil.
" Kami tidak peduli yang penting kami di posisi membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia, membela yang ada di level bawah. Kami siap segala risiko, kami siap tanggung," ujarnya.
Ia juga menyampaikan tekadnya secara emosional.
" Tidak boleh kita biarkan, aku tahu ini risikonya besar, kami mulai diserang. Tidak masalah, jiwa ragaku untuk Merah Putih, kami siap untuk Merah Putih," tegasnya.
Bongkar Kecurangan Beras, Produksi Nasional Tertinggi dalam 57 Tahun
Amran menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami masa kecil sulit di mana harga beras mahal dan keluarganya terpaksa mencampur nasi dengan pisang.
" Kami pernah makan beras dicampur dengan pisang. Karena beras mahal pada saat itu. Kami pernah merasakan, kami tidak ingin terulang hal yang tidak baik untuk saudara-saudara kita seluruh Indonesia," kenangnya.
Kini, di tengah produksi padi nasional yang disebut tertinggi dalam 57 tahun terakhir dengan stok mencapai 4,2 juta ton, ia menilai tidak semestinya rakyat kesulitan mendapatkan beras dengan harga dan mutu layak.
Pemerintah pun melakukan investigasi bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan, Kepolisian, dan Kejaksaan.
Hasil investigasi pada 136 sampel beras premium menunjukkan:
- 85,56 persen tidak sesuai ketentuan mutu
- 59,78 persen tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET)
- 21,66 persen tidak sesuai berat kemasan
- Sementara itu, dari 76 merek beras medium:
- 88,24 persen tidak sesuai mutu
- 95,12 persen tidak sesuai HET
- 9,38 persen tidak sesuai berat kemasan
- Total pelanggaran ditemukan pada 212 merek beras.
Target Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
Selain memberantas mafia beras, Amran juga menyampaikan mimpi besarnya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia melalui hilirisasi sektor hortikultura dan perkebunan.
Langkah strategis ini dilakukan sejalan dengan instruksi Presiden untuk membenahi regulasi, memberantas mafia, dan memberikan kemudahan bagi petani.
Amran menegaskan bahwa perubahan besar di sektor pangan hanya bisa dicapai jika keberanian menghadapi penyimpangan terus dipegang.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf