
Pantau - Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M Arief Maulana, menyarankan investor untuk memilih instrumen reksa dana pendapatan tetap yang memberikan fitur pendapatan pasif rutin bulanan guna menghadapi ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar modal yang terus meningkat.
Arief menjelaskan bahwa kondisi makroekonomi saat ini sangat tidak menentu dengan volatilitas pasar yang tinggi, sehingga menjadi saat yang tepat bagi investor untuk beralih ke instrumen investasi yang lebih stabil dan memberikan pendapatan rutin.
"Reksa dana pendapatan tetap dengan pendapatan pasif rutin bulanan menjadi alternatif yang strategis, apalagi di tengah volatilitas dan ketidakpastian yang tinggi seperti sekarang," ungkapnya.
Tren Modal Asing Berbalik ke Obligasi
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa saat ini pasar saham Indonesia sedang mengalami tekanan capital outflow meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona hijau.
IHSG tercatat menguat ke level 7.091 dari posisi akhir tahun sebelumnya di 7.079.
Namun, sejak awal tahun hingga 11 Juli 2025, tercatat terjadi foreign outflow sebesar Rp57,9 triliun.
Sepanjang Juli 2025 saja, dana asing yang keluar dari pasar saham mencapai Rp4,3 triliun.
Rully menjelaskan bahwa penguatan IHSG belakangan ini lebih ditopang oleh investor domestik.
Sementara itu, pasar obligasi menunjukkan tren yang berlawanan dengan meningkatnya harga obligasi dan menurunnya yield, didorong oleh masuknya dana asing dalam jumlah besar.
Selama Juli, tercatat nett buy asing sebesar Rp17,2 triliun (MTD) dan Rp70 triliun sejak awal tahun (YTD).
Masuknya dana asing ini dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) pada semester I 2025 serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS (The Fed Fund Rate) pada semester II 2025.
Rully memperkirakan bahwa BI Rate akan tetap berada di level 5,5 persen hingga akhir tahun 2025 sembari menunggu penyesuaian suku bunga kredit dari pihak perbankan.
Ia menambahkan bahwa likuiditas perbankan diperkirakan akan lebih longgar pada semester II 2025, yang berpotensi mendorong kenaikan harga obligasi dan penurunan yield lebih lanjut.
"Di tengah tekanan Trump agar The Fed menurunkan FFR secara agresif, kami memprediksi Bank Sentral AS masih akan berusaha berhati-hati dan melihat perkembangan data ekonomi untuk menentukan seberapa besar dan seberapa cepat penurunan suku bunga ke depan," jelasnya.
Akses Lebih Mudah ke Produk Reksa Dana Pendapatan Bulanan
Mirae Asset bekerja sama dengan PT Sucorinvest Asset Management dalam mendistribusikan produk Sucorinvest Monthly Income Fund (SMIF) melalui platform NAVI by Mirae Asset.
NAVI berperan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang mendistribusikan produk reksa dana kepada investor ritel.
Dengan hadirnya SMIF di platform NAVI, investor mendapatkan akses yang lebih luas terhadap produk reksa dana berkualitas yang menawarkan pendapatan rutin bulanan, risiko yang relatif lebih rendah, dan dikelola oleh manajer investasi yang terpercaya.
- Penulis :
- Shila Glorya