
Pantau - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, 17 Juli 2025, seiring memudarnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Rupiah tercatat turun 25 poin atau 0,15 persen ke level Rp16.312 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.287 per dolar AS.
“Indeks dolar trennya menguat dikarenakan memudarnya ekspektasi penurunan bunga oleh The Fed karena The Fed masih akan melihat dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap laju inflasi,” ujar analis pasar valuta asing.
Inflasi AS Naik, The Fed Diperkirakan Tunda Pemangkasan Suku Bunga
Data terbaru Consumer Price Index (CPI) AS menunjukkan inflasi sebesar 2,7 persen secara tahunan (year-on-year), meningkat dari sebelumnya 2,6 persen dan melampaui ekspektasi umum serta rata-rata 2,4 persen selama lima bulan pertama tahun ini.
Inflasi inti (core inflation) juga naik menjadi 2,9 persen secara tahunan, memperkuat perkiraan bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga acuan.
Kenaikan inflasi ini membuat pelaku pasar menilai langkah pelonggaran moneter oleh bank sentral AS kemungkinan besar akan ditunda.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali mendesak The Fed agar segera menurunkan suku bunga, dengan alasan inflasi masih tergolong rendah dan mencontoh langkah Bank Sentral Eropa yang sudah beberapa kali memangkas suku bunga pada 2024 dan 2025.
Trump juga memperingatkan bahwa keterlambatan dalam pemangkasan suku bunga bisa menghambat pemulihan ekonomi AS.
BI Pangkas Suku Bunga, Tapi Tekanan Eksternal Lebih Kuat
Di dalam negeri, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin ke level 5,25 persen.
Namun, langkah tersebut dinilai belum cukup kuat untuk menahan tekanan eksternal terhadap rupiah.
“Namun, ruang penguatan rupiah ke depan masih cukup besar dari dampak penurunan BI-Rate terhadap ekspansi kredit perbankan,” ujar pengamat ekonomi.
Kondisi pasar keuangan global yang dipengaruhi ketidakpastian kebijakan moneter AS masih menjadi faktor utama yang menekan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf