Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Dinkes Tangerang Inspeksi Fasilitas MBG di Jatake, Pastikan Pangan Aman dan Ramah Lingkungan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Dinkes Tangerang Inspeksi Fasilitas MBG di Jatake, Pastikan Pangan Aman dan Ramah Lingkungan
Foto: (Sumber: Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (baju batik) didampingi Wali Kota Tangerang Sachrudin (ketiga dari kanan) melakukan kunjungan kerja ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake di Jatiuwung, Senin (4/8/2025). ANTARA/HO-KLH)

Pantau - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menurunkan tim kerja kesehatan lingkungan (kesling) untuk melakukan inspeksi menyeluruh di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake, guna memastikan keamanan dan kelayakan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menyatakan bahwa inspeksi ini difokuskan untuk menjamin makanan aman dikonsumsi, khususnya bagi anak-anak penerima manfaat program MBG.

"Tim melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai aspek, termasuk kebersihan tempat pengolahan makanan, sumber air bersih, sistem sanitasi, serta pengelolaan limbah," ungkapnya.

MBG Dorong Gizi Aman dan Lingkungan Sehat

Inspeksi ini juga bertujuan meminimalkan risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan serta menjaga mutu gizi masyarakat.

"Langkah ini merupakan bentuk komitmen kami untuk menjamin bahwa makanan yang disediakan benar-benar aman, higienis, dan layak konsumsi," tambah dr. Dini.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, telah melakukan kunjungan kerja ke SPPG Jatake yang berlokasi di Kecamatan Jatiuwung.

SPPG Jatake dijadikan model kolaborasi pengelolaan sampah berbasis kawasan, yang melibatkan masyarakat, dunia usaha, dan teknologi sederhana seperti komposting, bank sampah, serta Refuse Derived Fuel (RDF) skala kecil.

Fasilitas ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 2.000 meter persegi, dan mampu mengolah 10–15 ton sampah per hari, sekaligus mengurangi lebih dari 30 persen beban sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Menteri Hanif menekankan pentingnya keterkaitan antara gizi, lingkungan sehat, dan konsumsi berkelanjutan dalam implementasi Program MBG.

"Kualitas makanan bergizi yang dikonsumsi masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan pangan sehat, lingkungan bersih, air layak, dan udara yang bebas pencemar. Program MBG bukan hanya urusan gizi, tetapi juga investasi masa depan bangsa yang harus ramah lingkungan dan berkelanjutan," jelasnya.

Kurangi Sampah Makanan dan Dorong Edukasi Konsumsi Berkelanjutan

KLH/BPLH memberikan perhatian besar terhadap efektivitas Program MBG tidak hanya dari sisi penyediaan gizi, tetapi juga pengelolaan limbah dan sampah yang dihasilkan.

Efektivitas program ini harus didukung oleh pengurangan sampah makanan (food waste), penggunaan wadah guna ulang untuk menghindari sampah kemasan sekali pakai, serta edukasi konsumsi berkelanjutan agar makanan tidak tersisa.

"Hal ini sejalan dengan arahan presiden dalam RPJMN untuk mencapai pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029," tegas Menteri Hanif.

Kolaborasi lintas sektor antara Dinkes, KLH, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat memastikan keberhasilan Program MBG secara holistik, berkelanjutan, dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan.

Penulis :
Aditya Yohan