
Pantau - PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melakukan pengiriman perdana Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) dari Kilang RU IV Cilacap sebanyak 32 kiloliter.
Teknologi Energi Bersih dan Kapasitas Produksi
Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menyebut langkah ini sebagai kemajuan teknologi energi bersih di Indonesia yang memanfaatkan minyak nabati dan limbah minyak goreng bekas.
Indonesia, kata Oki, siap menjadi regional hub bahan bakar ramah lingkungan dengan produksi SAF berbasis kelapa sawit, nyamplung, hingga UCO yang teknologinya sudah melampaui standar global.
Direktur Operasi PT KPI, Didik Bahagia, menjelaskan kapasitas produksi SAF di Cilacap mencapai 1.200 kiloliter per hari dengan campuran 3% minyak jelantah, membutuhkan sekitar 40 kiloliter UCO per hari.
Dirut PT KPI, Taufik Aditiyawarman, menambahkan kandungan SAF saat ini 97–97,5% minyak fosil dan sisanya minyak jelantah, dengan pasokan UCO dijamin PT Pertamina Patra Niaga.
Pengumpulan UCO dan Penerbangan Perdana SAF
Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Mars Legowo Putra, menyatakan pengumpulan UCO dilakukan melalui dua metode, yakni ritel lewat SPBU (25 titik awal) dan grosir lewat asosiasi pengumpul, dengan target pemanfaatan lebih dari 6.000 SPBU dan 6.000 Pertashop.
Kandungan UCO di SAF baru 2,5%, namun pengalaman pada biosolar dengan campuran 40–50% menjadi dasar optimisme peningkatan porsi energi terbarukan ke depan.
Dirut Pelita Air Service, Dendy Kurniawan, mengumumkan Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan SAF untuk penerbangan komersial pada 20 Agustus 2025 rute Jakarta–Denpasar, yang diharapkan mengurangi emisi karbon dan dikampanyekan kepada penumpang.
- Penulis :
- Aditya Yohan