
Pantau - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyatakan siap berkoordinasi dengan Danantara dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Koordinasi KAI dan Prioritas Tahun 2025
Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menegaskan bahwa restrukturisasi proyek kereta cepat menjadi salah satu fokus utama perusahaan pada tahun depan.
"Jadi kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian KCIC," ungkapnya.
Bobby menambahkan, restrukturisasi finansial proyek tersebut masuk dalam program kunci KAI pada tahun 2025 guna menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan serta memastikan layanan transportasi tetap optimal.
Sorotan DPR dan Tantangan Finansial
Anggota Komisi VI DPR RI, Asep Wahyuwijaya, menyoroti tambahan beban keuangan yang ditimbulkan dari proyek KCIC.
Ia meminta manajemen KAI menyampaikan secara terbuka rencana restrukturisasi agar tidak berdampak buruk terhadap kenyamanan penumpang.
"Jangan sampai gara-gara beban utang dampaknya justru mengorbankan kualitas layanan dan kenyamanan publik," ujarnya.
Asep menekankan perlunya transparansi kepada DPR terkait tantangan finansial yang dihadapi perusahaan agar peta jalan bisnis KAI dapat berjalan baik dan tetap melindungi kepentingan masyarakat.
Menurutnya, efisiensi operasional juga perlu diperkuat di tubuh KAI, termasuk pada kinerja anak perusahaan.
"Kinerja KAI sudah cukup bagus. Namun restrukturisasi finansial dan efisiensi operasional harus dilakukan dengan cermat agar pelayanan kepada masyarakat tetap maksimal dan kinerja perusahaan berjalan dengan sehat," tegasnya.
Asep mengingatkan bahwa restrukturisasi tidak boleh mengorbankan kualitas layanan publik meskipun beban keuangan proyek kereta cepat cukup berat.
Ia menilai transformasi layanan KAI selama ini sudah positif karena masyarakat kini dapat menikmati moda transportasi yang lebih nyaman dibanding sebelumnya.
Namun, ia menutup dengan peringatan bahwa kinerja bisnis KAI masih terbebani masalah finansial yang harus segera ditangani agar citra perusahaan sebagai moda transportasi strategis tetap terjaga.
- Penulis :
- Arian Mesa