
Pantau - Pakar hukum kehutanan dari Universitas Al Azhar Indonesia, Sadino, mengingatkan bahwa pemilihan mitra kerja sama operasi (KSO) dalam pengelolaan kebun sawit harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena akan memengaruhi keberlanjutan dan produktivitas hutan sawit.
"Perkebunan sawit memerlukan mitra yang tidak hanya bisa memanen tandan buah segar (TBS), tetapi juga mengerti bagaimana mengelola kebun dengan baik," ujarnya.
Risiko Salah Pilih Operator
Peringatan ini disampaikan terkait pengelolaan kebun sawit sitaan negara yang kini dipercayakan kepada PT Agrinas Palma Nusantara.
Menurut Sadino, salah memilih operator berpotensi berdampak fatal terhadap produksi dan bisa mengganggu program strategis nasional, termasuk penyediaan bahan baku biodiesel.
"Perawatan yang ketat menjadi kunci agar produktivitas sawit tetap terjaga," tegasnya.
Ia menilai operator yang hanya berfokus pada panen tanpa memperhatikan standar agronomi akan menyebabkan penurunan produksi jangka panjang.
"Produksi pasti akan turun. TBS yang baik hanya bisa dihasilkan dari penerapan agronomi yang benar pada setiap tahap. Kalau mitranya tidak paham, kebun justru akan hancur," tambahnya.
Tantangan Lahan dan Kebutuhan Investasi
Sadino juga menyoroti kondisi kebun sawit sitaan yang diserahkan kepada Agrinas, di mana lokasinya masih terpencar dan sebagian belum memiliki kejelasan hukum.
"Saat ini kebun-kebun yang diserahkan kepada Agrinas berada di lokasi terpencar, bahkan ada yang belum clear secara hukum. Kondisi ini menuntut penanganan yang benar-benar cermat," jelasnya.
Ia menekankan bahwa investasi di sektor sawit berbeda dengan tambang karena mayoritas kebun kini sudah memasuki masa replanting yang memerlukan biaya besar untuk mempertahankan produktivitas.
"Karena itu, kepastian usaha, kepastian lahan dan jaminan investasi perlu menjadi perhatian utama," kata Sadino.
Dorongan Penyelesaian Status Hukum
Sadino berharap agar pemerintah bersama Agrinas segera menyelesaikan status hukum lahan sitaan demi optimalisasi pengelolaan sawit.
"Status perusahaan negara tentu membuat mitra lebih berhati-hati. Jadi, kalau lahan sudah jelas, mitra akan lebih yakin," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan