
Pantau - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan proyek Giant Sea Wall bukan hanya melindungi Pantai Utara Jawa dari banjir dan abrasi, tetapi juga menjaga pusat-pusat perekonomian Indonesia.
Giant Sea Wall dan Signifikansinya
Rachmat menyebutkan bahwa 56 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari Pulau Jawa, dan 70 persen dari jumlah tersebut ditopang kawasan Pantai Utara Jawa.
"Dan juga, dari 100 persen PDB kita, 26 persen ada di aglomerasi Jakarta dan sekitarnya, dan 18 persen ada di Jakarta. Jadi, penyelamatan infrastruktur wilayah pantai utara Jakarta adalah menyelamatkan (ekonomi) Indonesia," ungkapnya di Jakarta, Senin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat besaran PDB nasional atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp5,95 kuadriliun pada triwulan II 2025.
Menurut Rachmat, pembangunan Giant Sea Wall dapat menjadi model baru pengembangan kawasan di Indonesia, terutama bagi wilayah perkotaan pesisir.
Visi Perkotaan 2045
Ia menilai Indonesia memiliki karakteristik alam yang unik, dengan garis pantai panjang yang terbentuk dari ribuan pulau, sehingga dibutuhkan kebijakan khusus dalam pembangunan kawasan.
"Dengan 17 ribu pulau, dengan laut-laut yang begitu saling memisahkan, tapi sebenarnya menghubungkan, kita perlu membangun kota baru sendiri. Kita perlu membangun aglomerasi sendiri," ujarnya.
Hal tersebut, lanjutnya, diperlukan agar kebijakan yang dibuat bisa diimplementasikan secara berkelanjutan sesuai karakteristik masing-masing daerah.
"Bagaimana supaya strategi kebijakan perkotaan nasional menuju tahun 2045, menuju perkotaan berkelanjutan, benar-benar model kita sendiri," kata Rachmat.
Ia mengajak semua pihak berkolaborasi merealisasikan visi Kebijakan Perkotaan Nasional (KPN) 2045, yakni sistem kota yang seimbang, menyejahterakan, dan berkeadilan; layak huni, inklusif, dan berbudaya; maju dan sejahtera; hijau dan tangguh; serta berkatalola yang transparan, akuntabel, cerdas, dan terpadu.
"Ini menjadi penguatan kita, menjadi penajaman kita, bahwa kita harus membangun kota-kota kita sendiri sesuai dengan model kita sendiri (tanpa meniru negara lain). (Karena) tidak ada satupun negara yang (berkarakteristik) sama dengan Indonesia," tutur Rachmat Pambudy.
- Penulis :
- Arian Mesa