Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menkeu Purbaya Usung Konsep Sumitronomics untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Menkeu Purbaya Usung Konsep Sumitronomics untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Foto: Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Gedung DPR RI di Jakarta, Selasa 23/9/2025 (sumber: ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa mengusung konsep pembangunan ekonomi Sumitronomics sebagai strategi utama untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen hingga 2029.

Tiga Pilar Utama Sumitronomics

Dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Jakarta, Selasa, Purbaya menjelaskan bahwa Sumitronomics merupakan gagasan ekonom Indonesia Sumitro Djojohadikusumo, ayah dari Presiden RI Prabowo Subianto.

"Untuk menjadi negara maju, strategi pembangunan ekonomi Indonesia berbasis pada konsep Sumitronomics yang difokuskan pada tiga pilar utama. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua, pemerataan manfaat pembangunan, dan ketiga, stabilitas nasional yang dinamis," ungkapnya.

Ia menegaskan bila ekonomi Indonesia diarahkan tumbuh 8 persen, maka strategi pemerintah harus mengacu pada Sumitronomics.

"Target ini tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa diwujudkan di Indonesia. Sejarah menunjukkan sebelum krisis keuangan AS tahun 1997-1998, ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 6 persen," jelasnya.

Purbaya juga mencontohkan Korea Selatan dan Singapura yang berhasil menjadi negara maju dengan pertumbuhan rata-rata di atas 7,5 persen selama satu dekade, serta China yang pernah melampaui 10 persen pertumbuhan tahunan pada periode 2003-2007.

Peran APBN dan Sektor Strategis

Dalam RAPBN 2026, pemerintah mendesain anggaran negara sebagai katalis pertumbuhan.

Purbaya menegaskan APBN akan berperan sebagai katalis untuk mendukung sektor swasta sebagai motor utama pertumbuhan, dengan mendorong perputaran ekonomi, menggerakkan sektor riil, serta meningkatkan daya beli masyarakat.

"Sektor resilien seperti pertanian, industri manufaktur, padat karya, dan pariwisata dijaga tetap tumbuh tinggi sehingga berkontribusi optimal bagi penciptaan lapangan kerja," ujarnya.

Pemerintah juga memperkuat hilirisasi sumber daya alam serta memberikan insentif fiskal, mulai dari tax holiday hingga super deduction untuk riset, pelatihan, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus.

Langkah ini diharapkan mempercepat investasi pada sektor bernilai tambah tinggi sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Penulis :
Arian Mesa