
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 2 Oktober 2025, dibuka menguat sebesar 26,61 poin atau 0,33 persen ke posisi 8.070,43, didorong oleh sentimen global akibat shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) serta data ekonomi dalam negeri yang relatif stabil.
Indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga turut menguat, naik 1,00 poin atau 0,13 persen ke posisi 785,49.
Shutdown AS Beri Efek Positif ke IHSG, Seperti Tahun 2018
Pemerintah AS resmi mengalami shutdown pada Rabu, 1 Oktober 2025, setelah kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan.
Kebuntuan politik antara Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, dan oposisi dari Partai Demokrat menjadi penyebab utama krisis tersebut.
Ini merupakan shutdown keempat selama masa jabatan Trump dan yang pertama sejak tahun 2018.
Menurut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi pasar saham Indonesia.
"Jika melihat ke belakang, ketika pemerintah AS mengalami shutdown terakhir pada 2018, IHSG justru mengalami kenaikan selama periode 35 hari penutupan pemerintahan AS tersebut," ujar tim riset dalam catatannya.
Shutdown kali ini berdampak pada sekitar 750.000 pegawai federal yang terancam cuti dan juga menyebabkan penundaan rilis data ekonomi penting seperti NonFarm Payroll (NFP).
Kondisi tersebut menjadi fokus pelaku pasar global karena berpotensi memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed pada Oktober dan Desember 2025.
Data Ekonomi Domestik Tetap Kuat, Sentimen Positif Menyertai Pasar
Dari dalam negeri, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September 2025 tetap berada di zona ekspansi di angka 50,4, meskipun menurun dari 51,5 pada Agustus.
Kinerja PMI ditopang oleh peningkatan permintaan domestik meski sektor produksi dan ekspor mengalami pelemahan.
Sementara itu, inflasi Indonesia pada September 2025 tercatat naik 0,21 persen secara bulanan, didorong oleh kenaikan harga bahan pangan seperti cabai merah dan daging ayam.
Dengan kenaikan tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,65 persen, masih dalam rentang sasaran Bank Indonesia.
Neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus besar sebesar 5,49 miliar dolar AS pada Agustus 2025, menjadi surplus beruntun selama 64 bulan sejak 2020, ditopang oleh ekspor nonmigas.
Pemerintah juga meluncurkan program magang bergaji setara Upah Minimum Provinsi (UMP) sekitar Rp3,3 juta untuk lulusan baru.
Program ini akan dimulai pada 15 Oktober 2025 melalui platform SIAPkerja ID sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Revisi UU P2SK dan Sentimen Global Perkuat Pasar
DPR RI telah menyetujui revisi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yang bertujuan memperkuat independensi lembaga-lembaga keuangan seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Revisi ini akan dibawa ke sidang paripurna DPR RI untuk pengesahan akhir.
Dari sisi global, bursa saham dunia menunjukkan tren positif pada penutupan Rabu waktu setempat:
Bursa Eropa:
- Euro Stoxx 50 naik 0,99 persen
- FTSE 100 Inggris naik 1,03 persen
- DAX Jerman naik 1,13 persen
- CAC Prancis naik 0,90 persen
Bursa AS (Wall Street):
- S&P 500 naik 0,34 persen ke 6.711,20
- Nasdaq naik 0,49 persen ke 24.800,86
- Dow Jones naik 0,09 persen ke 46.441,07
Bursa Asia pada Kamis pagi:
- Nikkei Jepang naik 175,15 poin atau 0,34 persen ke 44.704,50
- Shanghai naik 20,85 poin atau 0,52 persen ke 3.882,20
- Hang Seng Hong Kong naik 443,94 poin atau 1,62 persen ke 27.339,55
- Strait Times Singapura naik 46,04 poin atau 1,09 persen ke 4.370,63
Kombinasi sentimen global dan kekuatan indikator ekonomi domestik membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan tren penguatan dalam jangka pendek.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf