
Pantau - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anggoro Eko Cahyo menyatakan keyakinannya bahwa dana penempatan pemerintah sebesar Rp10 triliun di BSI akan tersalurkan sepenuhnya pada bulan Oktober 2025.
Optimisme Penyerapan Dana
Anggoro menegaskan bahwa penyaluran dana tersebut sudah berjalan cepat dan mendekati target akhir.
“Sebentar lagi habis (dana penempatan pemerintah). Nggak sampai (akhir tahun), sebentar lagi (di Oktober ini) juga habis,” ungkapnya.
Menurut Anggoro, hingga saat ini penyerapan dana tersebut telah melampaui 50 persen, meski ia belum menyebutkan angka pasti.
Ia menjelaskan bahwa rincian lengkap mengenai tingkat penyerapan dana akan disampaikan langsung kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam waktu dekat.
“Pokoknya sudah lebih tinggi dari 50 persen (penyalurannya). Tapi, nanti persisnya berapa? Pokoknya Pak Menteri (Purbaya) datang, saya ceritakan berapa persennya,” ia menambahkan.
Fokus Penyaluran dan Dampaknya
Dana pemerintah tersebut disalurkan pada segmen ritel dan konsumer, terutama untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor haji, umroh, serta ekosistem ekonomi halal.
Selain itu, dana juga dimanfaatkan untuk pembiayaan gadai dan cicil emas, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah, serta pembiayaan rantai pasok (supply chain) melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), lembaga Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan.
Penempatan dana pemerintah ini turut mendorong pertumbuhan penyaluran pembiayaan BSI secara positif hingga dua digit.
“Alhamdulillah (tren pembiayaan) positif. Pembiayaan kami masih (tumbuh) double digit,” ujar Anggoro.
Meski begitu, ia menyebut bahwa data pertumbuhan tersebut belum dapat diungkapkan secara rinci karena akan dipaparkan pada sesi public expose mendatang.
Dukungan Pemerintah terhadap Perbankan Nasional
Pemerintah menempatkan total dana sebesar Rp200 triliun pada lima bank milik negara (Himbara) untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional.
Penempatan tersebut terbagi kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar Rp25 triliun, dan BSI sebesar Rp10 triliun.
Program ini bertujuan untuk memperkuat pembiayaan nasional serta mendorong sektor-sektor strategis, termasuk pengembangan UMKM dan ekonomi syariah di Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa