
Pantau - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa penguatan sektor manufaktur, khususnya manufaktur berteknologi tinggi, merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara Prasasti Luncheon Talk di Jakarta pada 8 Oktober 2025.
Purbaya mencontohkan negara-negara seperti Korea Selatan, Taiwan, dan China yang berhasil melakukan lompatan ekonomi melalui transformasi dari ekonomi berbasis pertanian menjadi ekonomi berbasis manufaktur.
"Intinya adalah melakukan transformasi ekonomi. Sejumlah negara melakukan transformasi ekonomi dari agriculture based menuju manufacturing based, dan kemudian ke service based. Negara seperti China, Korsel dan Jerman konsisten me-maintain basis manufaktur mereka," jelasnya.
Transformasi Ekonomi dan Peran Strategis Manufaktur
Purbaya menyampaikan bahwa meskipun sektor pertanian tetap penting dan perlu dijaga, transformasi menuju manufaktur tidak boleh terhenti.
"Semua program yang bertujuan mempercepat transformasi ke manufacture based, terutama yang berteknologi tinggi, adalah fokus strategis yang harus kita hadapi dengan serius," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan hingga 8 persen, pemerintah mendorong sektor swasta menjadi motor utama, sementara APBN akan berperan sebagai katalisator.
Strategi pertumbuhan akan difokuskan pada sektor bernilai tambah tinggi dan berdampak ganda besar, termasuk revitalisasi sektor padat karya yang mendapat dukungan penuh dari APBN.
"Kita sudah mulai dengan membentuk tim akselerasi percepatan ekonomi, untuk menyelesaikan bottleneck investasi," ujarnya.
FDI, Sinergi Pemerintah-Swasta, dan Reformasi Kebijakan
Purbaya menekankan pentingnya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment / FDI) dalam mendorong pertumbuhan.
Ia memaparkan bahwa Singapura sukses dengan kebijakan pro-FDI, Korea Selatan melalui industrialisasi yang dipimpin negara, dan Vietnam dengan integrasi perdagangan global berbasis manufaktur.
"Saya punya pengalaman sejak 2016–2019 mengurai hambatan investasi. Saat itu ada 193 kasus bottleneck dengan nilai Rp893 triliun. Dengan pola yang sama, saya yakin kita bisa memperbaiki iklim investasi ke depan," tegasnya.
Purbaya optimistis, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.
"Selama 20 tahun terakhir, mesin kita berjalan timpang. Ke depan, kita akan hidupkan dua-duanya. Jika kita jalankan keduanya, angka 6 hingga 6,5 persen seharusnya tidak terlalu sulit selama setahun ke depan," katanya.
Pentingnya Dialog dan Evaluasi Pemerintahan
Executive Director Prasasti, Nila Marita, menyampaikan bahwa dialog terbuka seperti Prasasti Luncheon Talk penting untuk mendukung penyusunan kebijakan publik yang efektif.
"Dunia usaha, akademisi dan masyarakat sipil harus menjadi bagian dari proses ini, agar transformasi kebijakan berjalan berkelanjutan dan efektif," ujarnya.
Board of Advisors Prasasti, Burhanuddin Abdullah, menambahkan bahwa acara ini digelar pada waktu yang tepat, yaitu saat pemerintah tengah mengevaluasi kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyebut telah terjadi berbagai upaya reformasi di sektor ketahanan pangan, energi, fiskal, dan stabilitas makro di tengah tekanan ekonomi global.
- Penulis :
- Aditya Yohan