billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menteri Keuangan Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen pada Akhir 2025, Sinyal Awal Pemulihan Lebih Cepat

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Menteri Keuangan Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen pada Akhir 2025, Sinyal Awal Pemulihan Lebih Cepat
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan sambutan dalam acara temu media Kementerian Keuangan, di Bogor, Jawa Barat, Jumat 10/10/2025 (sumber: ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi mencapai 5,5 persen pada triwulan IV 2025, yang menjadi sinyal awal pembalikan arah ekonomi menuju fase pertumbuhan lebih cepat pada 2026.

Penguatan Ekonomi Didukung Likuiditas dan Belanja Pemerintah

Dalam temu media di Bogor, Purbaya menjelaskan bahwa penguatan ekonomi nasional ditopang oleh dua mesin utama, yaitu peningkatan likuiditas dalam negeri dan percepatan realisasi belanja pemerintah.

Ia mengatakan, “Saya sudah menggelontorkan uang ke sistem perekonomian di September akhir. Base money atau uang primer sudah tumbuh yang saya anggap bisa mendorong ekonomi. Biasanya nggak lama juga kredit akan tumbuh.”

Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa uang primer pada September 2025 tumbuh 18,6 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp2.152,4 triliun, naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3 persen.

Pemerintah juga telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di lima bank anggota Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) pada akhir September 2025 guna memperkuat likuiditas perbankan.

Langkah ini bertujuan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis dalam perekonomian.

“Biasanya enggak lama juga kredit akan tumbuh. Bahkan kalau kita lihat kredit Mandiri, kreditnya udah tumbuh dari sekitar delapan persen menjadi sekitar 11 persen sekarang ini, saya ekspek akan tumbuh lebih kencang lagi,” ungkap Purbaya.

Percepatan Belanja Negara dan Optimisme Tahun 2026

Pemerintah juga mempercepat penyerapan anggaran pada sisa tahun 2025 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Kementerian atau lembaga yang tidak dapat menyerap anggaran secara optimal akan dialihkan dananya ke program yang lebih siap.

“Saya akan pastikan (anggaran) pemerintahan-pemerintahan dan lembaga terserap tepat waktu. Kan saya sudah ancam, kalau akhir Oktober ini saya analisa, mereka gak bisa serap, saya ambil lagi uangnya, saya sebar ke program-program yang lebih siap,” tegasnya.

Peningkatan belanja pemerintah diperkirakan akan diikuti oleh kenaikan belanja swasta dan konsumsi masyarakat akibat likuiditas yang melimpah di sistem perekonomian.

“Jadi belanja pemerintahnya lebih kuat dibanding bulan-bulan sebelumnya, terus yang swasta juga saya pikir dengan pertumbuhan kredit, dengan banyaknya uang di sistem perekonomian, dengan naiknya belanja masyarakat karena uangnya ada, harusnya tumbuhnya di atas 5,5 persen,” jelas Purbaya.

Jika skenario ini berjalan sesuai harapan, maka perekonomian Indonesia diperkirakan memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat pada tahun 2026.

“Jadi, 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan dengan 2025,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 mencapai 5,1 persen dan triwulan IV sebesar 5,5 persen.

Untuk keseluruhan tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,2 persen.

Kementerian Keuangan akan terus memantau sirkulasi uang, efektivitas belanja, serta mengatasi hambatan struktural dalam sistem ekonomi untuk memastikan target tersebut tercapai.

Penulis :
Shila Glorya