billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Melemah Tajam 1,95 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Investor Beralih ke Emas

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

IHSG Melemah Tajam 1,95 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Investor Beralih ke Emas
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, 14 Oktober 2025, ditutup melemah signifikan sebesar 160,68 poin atau 1,95 persen ke level 8.066,52, dipicu oleh aksi pelaku pasar yang mengalihkan dana mereka ke instrumen safe haven seperti emas.

Investor Beralih ke Aset Aman di Tengah Ketidakpastian

IHSG sempat dibuka menguat di awal perdagangan, namun bergerak ke zona negatif hingga penutupan sesi pertama dan berlanjut di sesi kedua yang ditutup di zona merah.

Indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan, juga mencatat penurunan sebesar 16,13 poin atau 2,05 persen ke posisi 771,89.

"Penurunan harga saham konglomerat mengindikasikan adanya aksi profit taking yang dilakukan para pelaku pasar untuk mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven seperti emas misalnya, karena ketidakpastian masih sangat tinggi," ungkap Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta.

Ia menambahkan bahwa Goldman Sachs memperkirakan harga emas (XAU/USD) akan menyentuh level 5.000 dolar AS pada tahun 2026 akibat tekanan ketidakpastian global.

Menurut Nafan, ketidakpastian tersebut salah satunya dipicu oleh eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Nah, menyusul emas, harga perak mengalami kenaikan ke level tertinggi sepanjang masa, karena dianggap sebagai aset safe haven oleh para pelaku investor," ujarnya.

Saham-Saham Melemah, Sektor Transportasi Tertekan Paling Dalam

Berdasarkan data Indeks Sektoral IDX-IC, hanya sektor properti yang mengalami penguatan tipis sebesar 0,03 persen.

Sementara itu, sepuluh sektor lainnya mencatat pelemahan, dengan sektor transportasi & logistik menjadi yang paling dalam yaitu turun 3,93 persen, disusul sektor energi yang melemah 3,35 persen, dan sektor keuangan yang turun 2,90 persen.

Saham-saham yang mencatat penguatan terbesar antara lain TOSK, MBTO, PURI, MRAT, dan SOSS.

Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan paling tajam meliputi MOLI, JARR, BBSI, CBRE, dan COCO.

Frekuensi perdagangan saham pada hari ini tercatat sebanyak 3.252.828 kali transaksi, dengan volume mencapai 48,25 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp32,01 triliun.

Sebanyak 138 saham tercatat naik, 583 saham turun, dan 84 saham stagnan.

Bursa Asia Ikut Terkoreksi

Bursa saham kawasan Asia juga mengalami pelemahan seiring dengan sentimen global yang tidak menentu.

Indeks Nikkei di Jepang turun 1.289,30 poin atau 2,68 persen ke level 46.799,50.

Indeks Shanghai melemah 24,27 poin atau 0,62 persen ke level 3.865,23.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 448,13 poin atau 1,73 persen ke posisi 25.441,35.

Sementara itu, Indeks Straits Times di Singapura terkoreksi 35,32 poin atau 0,80 persen ke posisi 4.354,52.

Penulis :
Shila Glorya