
Pantau - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan pentingnya membangun ekosistem bisnis yang kondusif guna meningkatkan rasio kewirausahaan nasional sebagai syarat menuju Indonesia Maju 2045.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan pernyataan tersebut dalam forum penguatan ekosistem bisnis wirausaha di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
"Ekosistem bisnis wirausaha yang kondusif akan mendorong lahirnya wirausaha by design bukan hanya tumbuh secara alami, tetapi juga dibentuk melalui strategi yang terencana," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, industri, dan lembaga pendidikan.
Sinergi ini bertujuan menciptakan iklim usaha yang mampu melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang produktif dan berdaya saing.
Dorongan Implementasi Regulasi dan Keterlibatan UMKM dalam Rantai Pasok
Maman juga mendorong implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi serta UMKM.
"Saya meminta kepada pemerintah daerah untuk mengimplementasikan kebijakan ini di wilayah masing-masing. Ini merupakan bagian dari tanggung jawab kita bersama dalam memperkuat UMKM sebagai penopang utama ekonomi nasional," ia mengungkapkan.
Penguatan ekosistem kewirausahaan dinilai tidak hanya akan mendorong kemunculan pengusaha baru, namun juga membuka peluang bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok global.
"Ketika UMKM dapat masuk ke dalam rantai pasok tersebut, dampak ekonominya akan jauh lebih besar daripada jika mereka hanya beroperasi secara konvensional," ujarnya.
Ia mencontohkan sektor industri farmasi yang membutuhkan pasokan bahan baku dari berbagai sektor, sebagai peluang konkret bagi UMKM untuk terlibat aktif dalam ekosistem industri nasional.
Program KUR dan Target Ciptakan 2,4 Juta Lapangan Kerja
Menteri UMKM juga menyoroti pentingnya akses pembiayaan sebagai elemen kunci peningkatan kinerja UMKM, termasuk melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam waktu dekat, Presiden Prabowo Subianto akan mengadakan akad massal KUR untuk 800.000 pelaku UMKM di berbagai daerah.
Satu pelaku UMKM penerima KUR rata-rata mampu menyerap tiga tenaga kerja.
Dari program ini, diperkirakan akan tercipta sekitar 2,4 juta lapangan kerja baru dalam waktu singkat.
Saat ini, berdasarkan data Kementerian UMKM (sebelumnya bernama Kementerian Koperasi dan UKM), rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di angka 3,47 persen.
Angka tersebut dinilai masih di bawah ambang batas minimal rasio kewirausahaan sebesar empat persen yang menjadi prasyarat agar Indonesia bisa masuk kategori negara maju pada tahun 2045.
- Penulis :
- Shila Glorya