billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Targetkan Penurunan ICOR Jadi 4 pada 2028, Fokus pada Optimalisasi Infrastruktur dan Koordinasi Investasi

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Targetkan Penurunan ICOR Jadi 4 pada 2028, Fokus pada Optimalisasi Infrastruktur dan Koordinasi Investasi
Foto: Forum Diskusi Capaian Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih di Bidang Perekonomian dengan tema “Kemajuan Ekonomi Menuju Asta Cita: Sudah Sejauh Apa?” yang digelar Jakarta, Senin 20/10/2025 (sumber: ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - Pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna menurunkan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang saat ini masih tinggi dan menjadi hambatan dalam meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, mengungkapkan bahwa pemerintah kini memfokuskan upaya pada peningkatan produktivitas dari investasi infrastruktur yang telah dibangun selama satu dekade terakhir.

"Jadi di dua periode sebelumnya kan kita masih membangun infrastruktur. Ini yang kita coba create, yang kita dorong adalah output dari pembangunan itu," ungkapnya.

Strategi Penurunan ICOR Melalui Pemanfaatan KEK dan Efektivitas Investasi

Salah satu strategi utama yang sedang dijalankan adalah optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang hingga saat ini telah mencapai 25 kawasan yang diresmikan di seluruh Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ICOR Indonesia pada akhir tahun 2023 mencapai angka 6,33, mencerminkan besarnya investasi yang diperlukan untuk menghasilkan tambahan satu unit output pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan penurunan nilai ICOR menjadi sekitar 4 pada tahun 2028 sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi investasi nasional.

Dalam forum yang sama, Staf Ahli Menko Perekonomian, Raden Pardede, menyampaikan bahwa efektivitas investasi sangat krusial untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, hingga 8 persen per tahun.

Hal ini dinilai bisa tercapai apabila pemerintah mampu menggerakkan seluruh komponen ekonomi secara optimal, termasuk investasi, konsumsi, belanja pemerintah, dan ekspor.

Raden mencontohkan keberhasilan Vietnam yang mampu menurunkan nilai ICOR hingga sekitar 4, dan berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen per tahun tanpa mengandalkan sumber daya alam.

"Buat mereka (investasi) itu yang penting adalah kepastian dan kejelasan. Kita yang mengatur investasi di dalam negeri itu, tetapi jelas, jangan dibuat tidak jelas. Jangan abu-abu. Batasnya itu sampai di mana mereka bisa, mana mereka tidak bisa. Itu sebetulnya yang dibutuhkan, dan harus transparan," ia mengungkapkan.

Komitmen Dunia Usaha dan Pemerintah Daerah Jadi Penentu Keberhasilan

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia, Anne Patricia Sutanto, menyatakan bahwa penurunan ICOR tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah pusat, melainkan juga memerlukan dukungan dari pelaku usaha dan komitmen pemerintah daerah.

Ia menilai bahwa hambatan di tingkat daerah seringkali menjadi penyebab lambatnya realisasi investasi yang sudah direncanakan.

Oleh karena itu, Anne menekankan pentingnya penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah agar investasi yang masuk dapat segera direalisasikan dan menciptakan lapangan kerja.

"Jangan sampai ada pemerintah sudah roadshow, dunia usaha sudah roadshow, investasi dalam negeri maupun luar negeri masuk ke penciptaan lapangan kerja tapi sebenarnya yang memperlambat pengembangannya itu di daerah itu sendiri. Entah pemerintah daerahnya, entah sebenarnya rakyatnya di daerah. Nah, itu kan sayang sekali ya," ungkapnya.

Strategi menyeluruh yang mencakup optimalisasi infrastruktur, kepastian regulasi investasi, efisiensi proses bisnis, serta peningkatan koordinasi lintas pemerintahan dipandang menjadi kunci untuk mencapai target ICOR yang lebih rendah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penulis :
Shila Glorya