billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Program Desa Berdaya di NTB: Dorong Kemandirian Ekonomi dari Akar Rumput

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Program Desa Berdaya di NTB: Dorong Kemandirian Ekonomi dari Akar Rumput
Foto: (Sumber: Arsip - Foto udara Hunian sementara korban gempa yang merupakan bagian dari Desa Berdaya di Desa Pemenang Barat, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (24/10/2018).ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.)

Pantau - Program Desa Berdaya yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bertujuan membangun kemandirian dan ketahanan ekonomi masyarakat desa dengan memaksimalkan potensi lokal, bukan sekadar mengandalkan bantuan dari luar.

Dari Pelatihan Sederhana hingga Perubahan Sosial

Program Desa Berdaya memberi ruang bagi setiap desa untuk menentukan keunggulan dan arah pengembangan masing-masing, tidak hanya mengikuti pola kebijakan dari atas.

Di sebuah desa di Lombok Timur, seorang ibu muda kini bisa berjualan kue basah setiap hari di teras rumahnya setelah mengikuti pelatihan sederhana membuat kue yang diselenggarakan di balai desa.

Ia mengungkapkan bahwa berkat keterampilan tersebut, ia tidak lagi bergantung pada kiriman uang dari suaminya yang bekerja di Malaysia.

Kisah ini mencerminkan cita-cita besar dari program Desa Berdaya dalam menciptakan kehidupan yang mandiri dan sejahtera.

Program ini dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Gubernur Lalu Muhammad Iqbal sebagai upaya membangun daya tahan ekonomi dari dalam desa.

Strategi yang diterapkan bukan lagi sebatas distribusi bantuan, melainkan pemberdayaan menyeluruh yang berkelanjutan.

Desa Berdaya ditargetkan akan menjangkau 7.225 kepala keluarga miskin pada tahap pertama implementasi pada tahun 2026.

Tujuan utamanya adalah menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2029.

Mengintegrasikan Potensi Lokal dan Pemulihan Pascabencana

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024, NTB masih mencatat tingkat kemiskinan sebesar 11,91 persen atau sekitar 658 ribu jiwa.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,04 persen tergolong miskin ekstrem, yaitu penduduk dengan penghasilan di bawah Rp10.739 per hari.

Program Desa Berdaya diharapkan tidak menjadi proyek instan, melainkan jembatan menuju perubahan struktural yang mengakar di masyarakat desa.

Program ini diinisiasi oleh Rumah Zakat dan mengintegrasikan berbagai rumpun pemberdayaan dalam satu wilayah, meliputi:

  • Pemberdayaan ekonomi
  • Pembangunan kapasitas masyarakat
  • Program pendukung seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan

Fokus program juga diarahkan untuk mempercepat pemulihan keberdayaan masyarakat pascabencana, seperti gempa bumi yang pernah melanda NTB.

Sebelumnya, program ini telah diterapkan di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, sebagai bagian dari pemulihan pascagempa melalui hunian sementara yang disertai pelatihan keterampilan.

Pendekatan yang digunakan dalam Desa Berdaya mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal dan tidak bergantung pada bantuan luar.

Dengan pola pemberdayaan ini, desa diharapkan mampu menciptakan perubahan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan dan mandiri.

Penulis :
Ahmad Yusuf