billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Dibuka Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Pasar Optimis Meski Masih Dihantui Ketidakpastian

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

IHSG Dibuka Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Pasar Optimis Meski Masih Dihantui Ketidakpastian
Foto: (Sumber: Pekerja Bursa Efek Indonesia (BEI) berswafoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mencapai All Time High (ATH) ke level 8.000 dalam perdagangan intraday saat Presiden Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU/aa..)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi, 30 Oktober 2025, dibuka menguat 10,14 poin atau 0,12 persen ke posisi 8.176,36 seiring sentimen positif dari kebijakan terbaru bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Efek Kebijakan The Fed ke Pasar Global dan Domestik

Indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga mencatat kenaikan 1,21 poin atau 0,14 persen ke posisi 837,93.

Penguatan IHSG terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan bulan Oktober 2025.

Selain pemangkasan, The Fed juga mengumumkan rencana pembelian terbatas surat utang pemerintah AS.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 belum dapat dipastikan.

Setelah konferensi pers tersebut, peluang pemangkasan lanjutan turun dari 90 persen menjadi 71 persen.

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG berpotensi mencoba menembus level 8.180.

"IHSG berpeluang menguji level resistance 8.180, namun jika gagal menembusnya, koreksi bisa terjadi kembali," ungkapnya.

Fanny juga menambahkan bahwa keputusan The Fed sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, meski ketidakpastian terkait arah suku bunga ke depan masih membayangi.

Kinerja Pasar Domestik dan Global

Dari dalam negeri, hingga 24 Oktober 2025, kapitalisasi pasar modal Indonesia naik 23 persen secara year to date menjadi Rp15.234 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) juga tumbuh 28 persen year on year menjadi Rp16,46 triliun, sementara jumlah investor pasar modal mencapai 19,1 juta.

Untuk tahun 2026, Bursa Efek Indonesia menargetkan RNTH sebesar Rp14,5 triliun, penambahan 2 juta investor baru, serta 50 pencatatan saham perdana (IPO), termasuk enam di antaranya adalah lighthouse IPO atau perusahaan skala besar.

Pada perdagangan Rabu, 29 Oktober 2025, bursa saham global bergerak variatif.

Di Eropa, Euro Stoxx 50 naik 0,02 persen, FTSE 100 Inggris naik 0,61 persen, DAX Jerman turun 0,64 persen, dan CAC Prancis turun 0,19 persen.

Bursa saham Amerika Serikat juga bervariasi, dengan S&P 500 stagnan, Nasdaq naik 0,41 persen, dan Dow Jones turun 0,16 persen.

Sementara itu, bursa saham Asia pada Kamis pagi menunjukkan pergerakan campuran.

Nikkei Jepang naik 59,74 poin atau 0,12 persen ke posisi 51.371,00, sedangkan Shanghai China turun 3,35 poin atau 0,10 persen ke 4.012,78.

Hang Seng Hong Kong menguat 150,15 poin atau 0,46 persen ke 26.460,55, dan Strait Times Singapura melemah 10,12 poin atau 0,23 persen ke posisi 4.430,35.

Penulis :
Ahmad Yusuf