Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Melemah Tipis di Akhir Pekan Dipicu Ketidakpastian Kebijakan The Fed dan Dampak Shutdown AS

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

IHSG Melemah Tipis di Akhir Pekan Dipicu Ketidakpastian Kebijakan The Fed dan Dampak Shutdown AS
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ditutup melemah tipis sebesar 1,56 poin atau 0,02 persen ke level 8.370,44 pada penutupan perdagangan Jumat, 14 November 2025.

Tekanan Pasar Global dan Kebijakan The Fed Membayangi IHSG

Penurunan IHSG terjadi di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia yang tertekan oleh ketidakpastian kebijakan moneter Amerika Serikat.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menyatakan bahwa pasar tengah mencermati sikap Federal Reserve terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember 2025.

"Ketidakpastian mengenai arah kebijakan The Fed membebani sentimen pasar," ungkapnya.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pejabat tinggi The Fed menyampaikan keraguan mengenai perlunya pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Selain itu, pelaku pasar juga fokus pada tertundanya rilis sejumlah data ekonomi penting AS akibat penutupan pemerintahan (shutdown) yang baru saja berakhir.

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani RUU yang mengakhiri shutdown selama 43 hari, namun sejumlah data ekonomi diperkirakan tidak akan dirilis.

Pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa sebagian data, seperti inflasi dan Non-Farm Payrolls untuk Oktober 2025, belum pasti akan diterbitkan.

Penasihat Presiden Trump, Kevin Hassett, mengungkapkan, "Data Non-Farm Payrolls kemungkinan akan dirilis tanpa disertai angka tingkat pengangguran."

Akibat ketidakpastian ini, probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember turun menjadi sekitar 52 persen, dari 63 persen sebelumnya dan 96 persen sebulan lalu.

Sektor Saham dan Perdagangan Harian

Di pasar domestik, indeks LQ45 justru mencatat kenaikan sebesar 2,78 poin atau 0,33 persen ke posisi 844,13.

Berdasarkan data Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor mencatat penguatan yaitu sektor infrastruktur (1,17 persen), transportasi dan logistik (1,01 persen), serta properti (1,02 persen).

Sebaliknya, sebelas sektor mengalami penurunan, dengan pelemahan terdalam terjadi pada sektor industri (1,80 persen), kesehatan (1,67 persen), dan industri dasar (1,23 persen).

Saham-saham yang mencatat penguatan terbesar antara lain LION, CSIS, TRUK, PURI, dan KDTN.

Sementara itu, saham-saham yang melemah paling dalam adalah TIRA, BEEF, BAJA, ITMA, dan BELL.

Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.459.698 kali transaksi, dengan volume mencapai 45,25 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp20,69 triliun.

Sebanyak 221 saham menguat, 458 saham melemah, dan 136 saham stagnan.

Bursa saham regional Asia juga mengalami tekanan dengan indeks Nikkei turun 908,83 poin (1,76 persen) ke 50.377,00, indeks Shanghai turun 39,01 poin (0,97 persen) ke 3.990,49, indeks Hang Seng melemah 491,53 poin (1,82 persen) ke 26.581,50, dan indeks Straits Times terkoreksi 45,95 poin (0,99 persen) ke 4.530,31.

Penulis :
Shila Glorya