Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenperin Dorong Industri Penunjang Migas Sebagai Strategi Substitusi Impor

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Kemenperin Dorong Industri Penunjang Migas Sebagai Strategi Substitusi Impor
Foto: (Sumber: Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta (dua dari kiri) saat meninjau fasilitas produksi PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK) di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (24/12/2025). (ANTARA/Devi Nindy).)

Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan pentingnya penguatan industri penunjang migas dalam negeri sebagai kunci substitusi impor dan penguatan daya saing nasional.

Penegasan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin, Setia Diarta, dalam kunjungannya ke fasilitas produksi PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK) di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, pada Kamis, 25 Desember 2025.

“Pemanfaatan produk industri dalam negeri mendorong ekosistem industri nasional yang berkelanjutan,” ungkap Setia Diarta.

Teknologi dan SDM Indonesia Dinilai Siap

Menurut Setia, Indonesia telah memiliki kesiapan dari sisi teknologi dan sumber daya manusia untuk memproduksi peralatan migas berstandar internasional.

Dengan memperkuat industri dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan sekaligus meningkatkan kapasitas ekspor.

Salah satu contoh nyata adalah PT TRK, perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis katup industri, termasuk ball valve, SBB, DBB, dan katup pneumatik.

Produksi Berstandar Ekspor dan Dampak Ekonomi

PT TRK memiliki kapasitas produksi sekitar 12.000 unit per tahun dan telah mengekspor produknya ke kawasan Timur Tengah.

Perusahaan ini menggunakan proses forging dan sistem produksi yang memenuhi standar internasional, serta melayani sektor migas, pembangkit listrik, dan petrokimia.

Kemenperin melihat perusahaan seperti PT TRK sebagai model pengembangan industri strategis nasional yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga berkontribusi dalam ekspor.

Penguatan industri penunjang migas juga dinilai membawa manfaat jangka panjang seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi SDM, dan terbentuknya ekosistem industri berkelanjutan.

Penulis :
Gerry Eka