HOME  ⁄  Ekonomi

Kata JK Kemahalan, Instran Bandingkan Proyek LRT dengan Negara Tetangga

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Kata JK Kemahalan, Instran Bandingkan Proyek LRT dengan Negara Tetangga

Pantau.com - Institut Studi Transportasi (Instran) menanggapi masalah biaya yang digunakan untuk membangun LRT. Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas mengatakan, permasalahan tersebut mencuat berulang kali.

Terakhir, ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla mempersoalkannya pada Januari lalu dengan mengatakan bahwa pembangunan LRT kita amat mahal. 

"Agar kita tidak terkecoh dengan pernyataan politis Wapres Jusuf Kalla tersebut, maka cara kita melihat biaya yang dikeluarkan untuk membangun LRT ini bukanlah hanya melihat biaya yang dipakai untuk konstruksi jalurnya saja," ujarnya dalam keterangan resmi saat diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Puluhan Tahun 'Dikuras' AS, Segini Cadangan Emas Freeport

Menurutnya, biaya dihitung secara keseluruhan konstruksi, yaitu; Pekerjaan struktur jalur, Pekerjaan trackworks, Pekerjaan Railway System (Power Supply System, Signalling System, Telecomunication System, SCADA, Passenger Screen Door), Pekerjaan Stasiun, dan  Pekerjaan Depo 10 Hektare. 

Untuk LRT Jabodebek harga untuk pekerjaan itu semua adalah Rp467 miliar per km, bandingkan kata dia dengan, dengan Lagos Rail Mass Transit asal Nigeria yang harga per-kilo meter (km) Rp622 miliar, Kelana Jaya Extension project asal Kuala Lumpur Rp686 miliar, St Louis cross-country extension milik Amerika Rp739 miliar, Manila metro Rail Transit (MRT) Line 7 Filipina Rp822 miliar, Orange line Lahore, Pakistan Rp826 miliar,  LRT 3 Malaysia Rp827 miliar dan Riyadh metro Rp1.790 miliar milik Arab Saudi.

"Jika kita bandingkan dengan biaya pembangunan LRT di sejumlah negara di dunia, ternyata harga ini masih lebih murah bila dibandingkan dengan LRT DKI Jakarta dan infrastruktur LRT sejenis di luar negeri, termasuk line-3 Kuala Lumpur yang beberapa kali melakukan studi banding dan meminta bantuan engineer ke Adhi Karya," ungkapnya

Baca juga: Viral Hastag #uninstalbukalapak, Cuitan CEO Bukalapak Soal Industri 4.0

Menurutnya, biaya pembangunan LRT yang paling murah adalah bila dibangun at grade, lalu termurah kedua adalah layang, sedangkan paling mahal adalah underground. Hal lain yang mempengaruhi cost civil structure adalah besaran koefisien gempa yang sangat tergantung lokasinya.

"Misalnya Indonesia lebih tinggi dibanding Singapore; Jakarta lebih tinggi dibanding dengan Palembang yang sangat berpengaruh pada perhitungan civil structure-nya," katanya. 

Selain type civil structure kata dia, biaya pembangunan angkutan massal berbasis rel juga tergantung pada railway system yang dipakai, diantaranya sistem otomasi dan signaling system-nya, sistem otomasi dibagi menjadi beberapa grade.

"Misal GoA 0 (Grades of automation level 0) seperti yang dipakai oleh KRL dan LRT Jakarta Jakpro, sedangkan LRT Jabodebek direncanakan dengan GoA level 3 (Driverless with attendance)," katanya. 

Baca juga: Jokowi: Harga Beras dan Daging di Indonesia Termurah di Dunia

Tak hanya itu kata dia, signaling system juga mempengaruhi biayanya, apakah memakai system fixed block lsepertl KRL dan LRT Palembang, lakpro) atau moving block (MRT dan LRT Jabodebek), sistem ini sangat berpengaruh pada headway (frequensi lalu kereta jarak lalu kereta) yang ingin dicapai yang mempengaruhi kapasitas angkut. "Bila menggunakan moving block headway 2-3 menlt blsa dicapai," imbuhnya.

Selain itu juga kata Darma, banyak lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhi biaya, misal: Jenis dan spesifikasi rolling stock/gerbong yang dipakai; luasan dan fasilitas depo; jumlah bentang panjang, fasilitas stasiun : Passenger Screen Door, Elevator, Lift dan sebagainya.

"Jadi kalau kita akan membandingkan harga, maka harus dipastikan perbandingannya dilakukan secara apple to apple; dengan menggunakan elevated structure, serta memperhatikan jumlah long span (bentang panjang) harga 40-50 juta USD/km merupakan harga yang kompetitif untuk dl lndonesia," pungkasnya.


Penulis :
Nani Suherni

Terpopuler