
Pantau.com - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso, memiliki rencana membawa kopi Gandja (campuran Gayo-Jawa) ke pasar internasional. Dimana pasar Eropa jadi target pertama yang akan diincar untuk memasarkan kopi Gandja.
Menurutnya, saat ini saja sudah ada tujuh negara yang meminta pasokan kopi Gandja. Bahkan nama kopi Gandja lebih populer di negara-negara Eropa dibandingkan di dalam negeri.
"Coba kita jual ke negara luar yaitu di Eropa. Dan mengejutkan sampai Eropa luar biasa akhirnya saya terkonsentrasi dengan produk di Eropa. Ada 7 negara yang minta terus. Jadi nama ini terkenalnya di Eropa. Di Indonesia belum, memang belum," ujarnya di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: 5 Sektor Bisnis Pertanian yang Menjanjikan bagi Millenials, Minat Gengs?
Kopi Gandja merupakan salah satu menu yang ada di kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas yang diresmikan pada Rabu (19/2/2020). Nama kopi Gandja merupakan campuran dari kopi Gayo dan Jawa.
Kopi Gandja terinspirasi dari tanaman ganja yang ada di Aceh. Ketika dirinya masih bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN), dirinya melihat banyak sekali tanaman ganja yang tumbuh subur di Aceh.
Tak hanya itu, ganja asal Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Karena itu, Buwas sangat penasaran apa yang membuat ganja asal Indonesia begitu populer di dunia.
Baca juga: BNN Tolak Usulan Ekspor Ganja, Ini Dasarnya
"Ganja Indonesia ini number one di dunia. Sumbernya dari Aceh. Begitu saya pelajari ternyata tanahnya udaranya, ketinggiannya sangat baik untuk ditanam ganja," ujarnyaHanya saja, Buwas menginginkan produk pengembangan ganja lain bisa ikut go internasional. Salah satu yang paling menarik perhatiannya adalah pengembangan kopi."Akhirnya program alternatif development itu saya laksanakan di Aceh dibantu teman-teman BNN. Akhirnya di situ, pendek cerita, saya berhasil melaksanakan alternatif perkebunan itu dengan tanaman kopi," tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta