
Pantau.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis ekspor ikan kerapu hidup yang mulai berjalan normal menjadikan usaha budidaya laut kembali terdongkrak setelah sempat terhambat karena pandemi COVID-19.
"Stabilitas kinerja ekspor dipastikan akan memicu aktivitas usaha masyarakat pembudidaya kerapu di berbagai daerah kembali bergeliat. Dengan demikian ekonomi masyarakat akan terdongkrak," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Ia mengemukakan, otoritas pemerintah Hong Kong memastikan bahwa kran impor untuk kerapu hidup terus terbuka meski di tengah wabah pandemi COVID-19.
Baca juga: Di Tengah Pandemi COVID-19, Ekspor Kopi ke Mesir Justru Naik
Aktivitas terlihat dari ekspor kerapu yang baru-baru ini dilakukan melalui jalur laut dengan tujuan ekspor Hong Kong melalui Maratua, Kalimantan Timur sebanyak 15 ton dengan nilai mencapai 123.750 dolar AS yang dilakukan oleh PT Bintan Indo Sejahtera, dan melalui Kijang, Kabupaten Bintan-Kepulauan Riau, sebanyak 4 ton kerapu hidup dengan nilai mencapai 24.000 dolar AS oleh PT Nagama Samudera.
"Ekspor kerapu itu akan mendongkrak nilai devisa di tengah hantaman ekonomi akibat COVID-19. Saya rasa, ini jadi angin segar dan harapan untuk mempercepat recovery kondisi kinerja ekonomi makro kita," tutur Slamet.
Ia mengatakan KKP akan terus mendorong aktivitas budidaya kerapu kembali berkembang di masyarakat mengingat kontribusinya cukup besar terhadap total nilai ekspor produk perikanan nasional.
Baca juga: Di Tengah Pandemi, Menteri Edhy Ekspor 53,5 Ton Rumput Laut ke Vietnam
Slamet meminta agar para eksportir atau pemilik usaha budidaya skala besar menggandeng masyarakat pesisir untuk melakukan kemitraan usaha, sehingga mereka dapat diberdayakan.
"Kami mendorong para pengusaha besar ini bisa bermitra dengan masyarakat sekitar dalam rangka pemberdayaan melalui usaha budidaya ikan kerapu. Polanya silahkan bisa diatur, apakah nanti ada sistem segmentasi usaha atau seperti apa," katanya.
Dengan begitu, ia mengharapkan kontribusi ekspor kerapu bisa terus meningkat terhadap makro ekonomi. Sementara di lain pihak, aktivitas budidaya di level masyarakat juga berkembang sebagai alternatif usaha. Setidaknya sepanjang akhir April hingga awal Mei 2020, ada tiga aktivitas ekspor kerapu hidup yang dilakukan di tiga provinsi yakni Kepulauan Riau, Kalimantan Utara dan Sumatera Utara. Ketiga daerah tersebut merupakan sentral produksi budidaya ikan kerapu di Indonesia.
Selain ketiga daerah tersebut, pada tanggal 3 Mei 2020, seharusnya ada aktivitas ekspor kerapu hidup di Pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, namun kegiatan tersebut ditolak oleh masyarakat lantaran adanya kekhawatiran COVID-19.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta