Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Secara Tak Sadar BUMN Dikepung Kompetitor 'Tak Terlihat'

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Secara Tak Sadar BUMN Dikepung Kompetitor 'Tak Terlihat'

Pantau.com - Pemerintah mengharapkan Pos Indonesia mampu melakukan transformasi ke sektor digital dalam mendorong kinerja perseroan di tengah era disrupsi atau 4.0. Langkah tersebut perlu agar mampu memenangkan persaingan bisnis dengan kompetitor lainnya.

Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Alex Denni, menyebut era disrupsi membuat persaingan semakin tak tampak. Dalam sektor layanan pos, sejumlah perusahaan sudah menggunakan beragam mediator komunikasi seperti, Facebook, Twitter, Email, dan sosial media lainnya saat mengirimkan pesan.

Baca juga: Disebut Bangkrut, PT Pos Indonesia Berencana Ubah Wujud Jadi Tempat Nabung

Langkah itu dinilai efektif. Bahkan, dalam satu hari saja perusahaan mampu mengirimkan ratusan pesan bisnis kepada pelanggannya. Alex mengatakan, sadar atau tidak sadar sejumlah perseroan pelat merah, termasuk Pos Indonesia telah dikepung oleh kompetitor yang semakin tidak terlihat.

"Bagaimana dengan Pos Indonesia? Dahulu layanan pos dikirim secara manual, kita harus menunggu cukup lama, sekarang (pesan) lewat dengan cepat, bahkan ratusan tiap hari pesan yang masuk melalui mediator komunikasi. Jadi sadar tidak sadar kita sudah dikepung oleh kompetitor yang semakin tidak kelihatan," ujar Alex, di Jakarta, Senin (14/9/2020).

Selain transformasi teknologi, yang perlu dilakukan Pos Indonesia, solidaritas atau kekompakan seluruh unsur perusahaan pelat merah baik di tingkat manajemen hingga karyawan menjadi kata kunci untuk memenangkan persaingan bisnis di yeng derasnya teknologi.

Kemenangan, kata Alex, tak akan dicapai bila kekompakan di dalam struktur perusahaan masih terbilang amburadul. Karena itu, meningkatkan kekompakan menjadi instrument lain bagi Pos Indonesia untuk bersaing dengan perusahaan lainnya.

Baca juga: PT INTI Alami Masalah Finansial, BUMN Turun Tangan

"Tidak mungkin ada kesebelasan menang kalau antara pelatih, pemain dan tim teknisnya di lapangan tidak kompak. Mustahil bisa memenangkan kompetisi yang semakin ketat di era saat ini," kata dia.

Menurut Alex, dengan adanya kekompakan, perusahaan dapat mengambil sejumlah keputusan yang didasari atas sikap bijak dan penuh kehati-hatian.

"Malah di komporin oleh pengamat, oleh penonton, yang tidak ikut bertanding dan tidak ikut merasakan kekalahan itu, jika kita tidak bisa menghadapi masa depan ini dengan kehati-hatian dan kebijaksanaan yang baik," pungkasnya.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta