billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Viral! Zara Terancam Diboikot Usai Diduga Buat Campaign Konsep Kehancuran Gaza

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Viral! Zara Terancam Diboikot Usai Diduga Buat Campaign Konsep Kehancuran Gaza
Foto: Campaign brand Zara yang menuai kecaman netizen (Tangkapan layar)

Pantau - Baru-baru ini perusahaan fashion raksasa asal Spanyol, Zara, menjadi sorotan hingga menuai kecaman netizen di dunia usai membuat campaign terbarunya yang diduga berkonsep perayaan hancurnya wilayah Gaza, Palestina.

Dilansir dari New Arab, campaign yang ditujukan untuk mempromosikan koleksi jaket baru ini menampilkan adegan model Khristen McMenamy yang berdiri di antara reruntuhan dan boneka-boneka yang dibungkus dengan kain putih, yang menyerupai mayat-mayat yang diselimuti kain kafan dari para korban genosida yang dilancarkan oleh Israel ke Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 18.000 orang, termasuk ribuan anak-anak.

Properti campaign yang diduga berbentuk wilayah Palestina 

Tak hanya itu, terdapat juga gambar-gambar yang menyerupai bangunan yang hancur dan rusak dengan puing-puing berserakan di mana-mana, di mana itu menyerupai pemandangan dari Gaza yang dibombardir tentara zionis Israel.

Seorang model membawa manekin berbalut kain yang diduga mirip dengan korban di Gaza

CEO merek fashion Haute Hijab, Melanie Elturk, mengatakan bahwa kampanye tersebut sangat menyakitkan, menampilkan gambar-gambar menyakitkan juga hingga sadis.

Sebelumnya, Zara juga pernah membuat kontroversi di mana pemegang waralaba Israelnya pernah menjamu menteri ekstremis Israel Itamar Ben Gvir di rumahnya.

Akibatnya, anggota dunia mode lainnya, pengusaha dan perancang Samira Atash, menyerukan boikot terhadap Zara atas kampanye tersebut.

Menurut Zara, seri ini merupakan koleksi edisi terbatas yang merayakan komitmen kami terhadap keahlian dan hasrat untuk berekspresi secara artistik.

Namun, raksasa mode ini menghadapi seruan baru untuk memboikot, dengan tagar #BoycottZara yang telah menarik 110.000 posting di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

[Sumber: New Arab]

Penulis :
Abdan Muflih
Editor :
Abdan Muflih