billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Pemberontak Deklarasikan Era Baru di Suriah usai Presiden Assad Kabur

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Pemberontak Deklarasikan Era Baru di Suriah usai Presiden Assad Kabur
Foto: Presiden Suriah Bashar al Assad. (Instagram/@syrianpresidency)

Pantau - Kelompok pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil merebut ibu kota, Damaskus, dan juga menyatakan jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.

"Tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri," ujar pemberontak bersenjata, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

"Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad," lanjut mereka.

Baca juga: Pemberontak Suriah Sudah Ditembus, Presiden Bashar Al Assad Kabur!

Para pemberontak juga merasa bangga dengan jatuhnya pemerintah Suriah, yang mereka anggap sebagai 'momen kebebasan setelah bertahun-tahun penuh penderitaan dan kesakitan'. Mereka mengajak rakyat Suriah untuk kembali ke kampung halaman.

"Kepada warga Suriah di luar negeri di seluruh dunia, Suriah menanti Anda," kata mereka.

Para pemberontak menyatakan bahwa berakhirnya pemerintahan Assad menandai dimulainya era baru dalam sejarah Suriah. Mereka juga menyebutkan bahwa Assad sudah meninggalkan negara tersebut.

Baca juga: AS Minta Warga Negara Segera Tinggalkan Suriah

"Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, dan pengungsian, dan setelah perjuangan panjang, menghadapi segala macam kekuatan pendudukan, kami nyatakan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah," ucap pemberontak.

Para pemberontak mengklaim bahwa 'Suriah baru' akan menjadi tempat di mana orang-orang hidup berdampingan dengan damai. Mereka juga mengatakan bahwa keadilan akan terwujud dan martabat seluruh warga Suriah akan dihormati.

"Kami membalik halaman masa lalu yang gelap dan membuka cakrawala baru untuk masa depan," kata pemberontak.

Baca juga: PBB Lapor 370.000 Orang Mengungsi Akibat Eskalasi Konflik di Suriah

Dalam beberapa minggu terakhir, para pemimpin oposisi, termasuk kepala HTS al-Julani, menegaskan bahwa mereka berupaya membangun negara yang inklusif bagi seluruh warga Suriah, dengan tujuan meredakan kekhawatiran tentang sektarianisme dan hubungan kelompok tersebut dengan al-Qaeda sebelumnya. Sementara itu, Assad dikabarkan telah meninggalkan ibu kota Suriah, meskipun tujuan pastinya belum diketahui.

Diketahui, Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000, setelah menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjabat sebagai Presiden Suriah dari 1971 hingga wafat pada tahun 2000.

Penulis :
Nur Nasya Dalila
Editor :
Nur Nasya Dalila