
Pantau - Anggota Komisi Penyelidik PBB, Hanny Megally, menyatakan harapannya untuk menjalin “hubungan baik” dengan penguasa baru Suriah setelah kunjungan tim investigasinya ke Damaskus, Kamis (9/1/2025).
Ini menjadi kunjungan perdana mereka sejak 13 tahun lalu, saat akses mereka ditolak oleh mantan presiden Bashar al-Assad.
“Rasanya seperti kejutan besar bisa berada di Damaskus. Kami akhirnya memiliki pihak yang bisa diajak bekerja sama,” ujar Megally dari Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah (COI).
“Kami berharap bisa membangun hubungan yang baik dengan otoritas baru yang sekarang berkuasa," tambahnya.
Penyelidikan yang Tertunda Menahun
COI telah mengumpulkan bukti kejahatan selama perang saudara Suriah sejak 2011, yang dipicu tindakan keras pemerintah al-Assad terhadap protes pro-demokrasi.
Selama ini, al-Assad tak pernah mengizinkan tim investigasi memasuki Suriah. Namun, otoritas baru langsung memberikan akses.
“Kami akhirnya bisa masuk ke Suriah, yang sebelumnya hanya kami selidiki dari jarak jauh,” tutur Megally.
Dengan wawancara ribuan saksi dan dokumen arsip yang melimpah, COI telah mengidentifikasi 4.000 nama pelaku kejahatan serius.
Selama kunjungan lima harinya, Megally mengunjungi beragam pusat penahanan terkenal dan situs kuburan massal di sekitar Damaskus. Ia juga bertemu dengan pejabat kementerian kehakiman dan luar negeri.
Baca juga:
- Penerbangan Internasional Kembali Beroperasi di Bandara Damaskus
- Menteri Suriah Janji Kebebasan Pers Pascainsiden Jatuhnya Rezim Assad
Harapan Baru untuk Keadilan
Megally berharap otoritas baru akan mengakui pentingnya kerja COI dalam membantu mengatasi isu akuntabilitas dan keadilan di masa mendatang.
“Kami ingin mengunjungi tempat-tempat yang selama ini kami dokumentasikan tanpa akses langsung, untuk memastikan informasi yang telah kami kumpulkan dan melengkapi kekurangannya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa penyelidikan mereka sudah mencakup hampir semua jenis kejahatan perang yang bisa dibayangkan.
“Tapi saya tidak akan terkejut jika masih ada hal lain yang muncul—meskipun saya berharap tidak ada," imbuhnya.
Masa Depan Tanpa Pengulangan Kesalahan
Megally menekankan bahwa tugas COI adalah memastikan agar tragedi masa lalu tidak terulang kembali. Namun, ia menilai sekarang adalah fase baru.
“Tak ada pihak dalam konflik Suriah yang bisa mengklaim bahwa mereka menghormati hukum hak asasi manusia atau hukum humaniter internasional,” ujarnya.
“Akan baik jika kita bisa mengatakan bahwa pelajaran telah diambil sehingga kesalahan masa lalu tidak diulang," lanjutnya.
Pernyataan ini menandai babak baru dalam upaya panjang mencari keadilan di tengah luka mendalam perang saudara Suriah. Optimisme dan kerja keras tim COI menjadi secercah harapan untuk keadilan di masa depan.
- Penulis :
- Khalied Malvino










