billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Suriah Memanas, 1.383 Warga Tewas dalam Bentrokan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Suriah Memanas, 1.383 Warga Tewas dalam Bentrokan
Foto: Kawasan permukiman di Distrik Jableh, Latakia, Suriah, hancur akibat bentrokan sengit pada Selasa (11/2/2025). (Getty)

Pantau - Ribuan orang di Suriah tewas akibat bentrokan berdarah yang terjadi sejak pekan lalu. Konflik ini melibatkan pasukan pemerintah dengan loyalis mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

BACA JUGA: Israel Larang HTS Masuki Suriah Selatan, Ada Apa?

"Setidaknya 1.383 warga sipil, sebagian besar dari mereka adalah warga Alawi, tewas dalam gelombang kekerasan yang melanda pantai Mediterania Suriah," kata pemantau perang di Suriah, melansir AFP, Rabu (12/3/2025).

Syrian Observatory for Human Rights melaporkan banyak warga sipil tewas akibat eksekusi oleh pasukan keamanan dan kelompok sekutu. Bentrokan ini terjadi di jantung pesisir minoritas Alawi, yang merupakan kampung halaman Bashar al-Assad.

Jumlah korban terus bertambah seiring dengan ditemukannya mayat-mayat baru di lahan dan rumah warga. Kekerasan ini terutama terjadi di provinsi pesisir Latakia dan Tartus serta di provinsi tengah Hama.

BACA JUGA: Al-Sharaa Bilang Pemilu Suriah Butuh Waktu Lima Tahun

Syrian Observatory for Human Rights menuding pasukan keamanan dan kelompok sekutu terlibat dalam eksekusi lapangan, pengusiran paksa, dan pembakaran rumah tanpa adanya tindakan hukum.

Bentrokan dimulai pada Kamis (6/3/2025), saat loyalis Assad yang bersenjata menyerang pasukan keamanan pemerintah baru. Akibatnya, sekitar 231 personel keamanan tewas, sementara 250 pejuang pro-Assad juga dilaporkan tewas dalam pertempuran berikutnya.

Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyatakan sudah mendokumentasikan eksekusi kilat yang tampaknya dilakukan atas dasar sektarian. Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa, berjanji mengusut tuntas kasus ini dan membentuk komite pencari fakta.

BACA JUGA: Ledakan Bom di Manbij Tewaskan 15 Warga, 15 Korban Lainnya Terluka

Juru bicara komite, Yasser al-Farhan, menegaskan pemerintah Suriah akan mencegah aksi balas dendam di luar hukum serta menjamin tidak ada impunitas bagi para pelaku kekerasan.

Sejak Assad digulingkan pada Desember 2024, banyak warga Alawi hidup dalam ketakutan akan pembalasan atas pemerintahan brutal di masa lalu. Pihak berwenang telah menangkap sedikitnya tujuh orang sejak Senin (10/3) atas dugaan pelanggaran terhadap warga sipil.

Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang merupakan bekas cabang Al-Qaeda di Suriah, masih dilarang sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. AFP

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Ahmad Munjin