
Pantau.com - ASEAN diharapkan memiliki satu suara dalam menghadapi berbagai tantangan global agar dapat tampil menjadi kekuatan sentral di kawasan Indo-Pasifik, ujar mantan Duta Besar RI untuk Australia Wiryono Sastrohandoyo di Jakarta, Jumat (4 Desember 2019).
"ASEAN harus memainkan peran, tetapi sentralitas ASEAN hanya secara geografis. Pada dasarnya ASEAN belum punya kekuatan di Indo-Pasifik," kata diplomat senior itu.
Masih beragamnya suara ASEAN dalam menghadapi tantangan global termasuk dalam menyikapi perselisihan antara China dan AS, dinilai sebagai kelemahan blok tersebut untuk menjadi kekuatan utama di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: ASEAN-Aliansi Pasifik Sepakati Kerja Sama Hadapi Tren Proteksionisme Global
Padahal, ASEAN dihadapkan pada dua kekuatan besar di kawasan tersebut yakni China dengan Belt and Road Initiative (BRI) dan AS dengan Dialog Keamanan Quadrilateral atau Quad bersama dengan India, Jepang, serta Australia.
Sebagai salah satu pionir ASEAN, Indonesia diharapkan mampu mendorong persatuan antarnegara ASEAN dengan aktif mempromosikan perdamaian.
Upaya ini sebenarnya telah dilakukan Indonesia dengan mengusulkan sebuah konsep Indo-Pasifik yang didasarkan pada pentingnya kerja sama antarnegara atau multilateralisme, terutama untuk memelihara perdamaian yang menjadi kepentingan seluruh pihak.
Baca juga: Ini Target ASEAN dalam Pembahasan Indo-Pasifik
"Prinsip politik bebas aktif membuat kita tidak bisa memilih salah satu pihak. Jadi kita harus tetap memperkuat perdamaian dan menghindari konfrontasi antara Quad dan BRI. Ini membutuhkan konsep yang brilian," tutur dubes yang bertugas di Australia pada 1996-1999 itu.
Konsep tersebut sudah ditawarkan dan saat ini dibahas untuk menjadi konsep Indo-Pasifik milik ASEAN. Konsep Indo-Pasifik yang mengutamakan multilateralisme di kawasan ASEAN diapresiasi oleh Profesor Nutter.
Menurut dia, konsep itu akan menyatukan negara-negara ASEAN dalam negoasiasi untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul, yang juga akan mendorong hubungan ekonomi dan politik yang terbuka.
- Penulis :
- Noor Pratiwi