billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Indonesia Kutuk Keras Visi Ekspansionis Netanyahu: Ancaman Serius bagi Perdamaian di Timur Tengah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Indonesia Kutuk Keras Visi Ekspansionis Netanyahu: Ancaman Serius bagi Perdamaian di Timur Tengah
Foto: (Sumber: Ilustrasi Jalur Gaza tinggal puing-puing akibat serbuan Israel sejak Oktober 2023. (ANTARA/Anadolu/pay))

Pantau - Pemerintah Indonesia menyatakan kecaman keras terhadap visi “Israel Raya” yang disuarakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dinilai sebagai upaya aneksasi penuh atas wilayah Palestina dan sejumlah negara Arab di Timur Tengah.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa visi tersebut tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga semakin mengecilkan peluang tercapainya perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan.

"Indonesia menegaskan bahwa perdamaian sejati hanya dapat terwujud apabila hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri ditegakkan, dan solusi dua negara dijalankan sesuai parameter internasional," tegas Kemlu RI.

Seruan kepada Komunitas Internasional dan Dewan Keamanan PBB

Indonesia menyerukan kepada komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk secara tegas menolak segala bentuk aneksasi dan pendudukan yang dilakukan Israel, baik di wilayah Palestina maupun kawasan Timur Tengah lainnya.

Pemerintah juga mendorong langkah konkret dari dunia internasional guna menghentikan kebijakan ekspansionis Israel yang dinilai merusak prospek perdamaian di kawasan.

Sikap Indonesia muncul setelah pernyataan Netanyahu pada Selasa lalu, di mana ia menyatakan dirinya “sangat terikat” dengan visi “Israel Raya”, yang disebut sebagai “misi bersejarah dan spiritual” demi masa depan generasi Yahudi.

Rencana Pemekaran Wilayah Picu Kekhawatiran Global

Gagasan “Israel Raya” mencakup perluasan wilayah Israel ke berbagai wilayah strategis, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan milik Suriah, Semenanjung Sinai milik Mesir, dan sebagian wilayah Yordania.

Otoritas Palestina menyebut rencana pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat sebagai bagian dari realisasi visi tersebut oleh Netanyahu.

Mereka menilai langkah itu dapat memecah wilayah Tepi Barat menjadi dua bagian, memutus jalur utama antara Nablus–Ramallah di utara dengan Bethlehem–Hebron di selatan, serta mengisolasi Yerusalem Timur.

Palestina secara tegas meminta komunitas internasional segera melakukan intervensi untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “rencana kolonial rasis penjajah Israel”.

Penulis :
Ahmad Yusuf