
Pantau - Komisi Eropa dikabarkan mengusulkan tarif sebesar 50 persen terhadap seluruh impor baja dari seluruh dunia, sebuah langkah yang dinilai dapat memicu krisis besar bagi industri baja Inggris.
Laporan ini pertama kali diungkap oleh surat kabar Financial Times pada Senin, 6 Oktober 2025, yang mengutip dokumen internal Komisi Eropa.
Tarif Tambahan Diusulkan di Luar Kuota Impor
Tarif tersebut direncanakan akan diberlakukan di luar kuota impor baja yang telah diatur sejak tahun 2013.
Langkah ini diduga sebagai respons atas tekanan geopolitik dan ekonomi yang semakin meningkat antara blok Uni Eropa dan mitra dagangnya.
Kebijakan tarif baru ini diprediksi akan memukul keras industri baja Inggris, yang saat ini mengandalkan pasar Eropa untuk sekitar 80 persen dari total ekspornya.
"Ini mungkin krisis terbesar yang pernah dihadapi industri baja Inggris," ungkap Gareth Stace, Direktur Jenderal kelompok lobi industri UK Steel, sebagaimana dikutip oleh Financial Times.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Inggris perlu bertindak cepat untuk memitigasi dampaknya.
"Pemerintah harus berupaya sekuat tenaga untuk memanfaatkan hubungan perdagangan kami dengan Uni Eropa guna mengamankan kuota negara-negara di Inggris atau berpotensi menghadapi bencana," tegasnya.
Ketegangan Perdagangan Meningkat Setelah Kesepakatan UE-AS
Ketegangan ini muncul setelah penandatanganan perjanjian perdagangan bilateral antara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden AS Donald Trump pada akhir Juli 2025.
Perjanjian tersebut menetapkan tarif sebesar 15 persen atas sebagian besar ekspor Uni Eropa ke Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Uni Eropa sepakat untuk:
membeli energi dari AS senilai 750 miliar dolar AS (sekitar Rp12.445 triliun), dan
melakukan investasi sebesar 600 miliar dolar AS (sekitar Rp9.956 triliun) di sektor manufaktur AS hingga tahun 2028.
Investasi ini dimaksudkan untuk memperkuat perekonomian dan daya saing manufaktur Amerika Serikat.
Namun, kesepakatan tersebut tidak mencakup penghapusan tarif AS sebesar 50 persen terhadap baja dan aluminium dari Uni Eropa, yang tetap diberlakukan.
Situasi ini memicu reaksi berantai dalam kebijakan perdagangan, termasuk usulan tarif impor baja global dari Komisi Eropa yang kini menjadi sorotan tajam dunia industri.
- Penulis :
- Aditya Yohan